3 Roket Hantam Bandara Kandahar Afghanistan, Taliban Disinyalir Jadi Aktor di Balik Serangan

- 1 Agustus 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi - Taliban disinyalir sebagai aktor di balik serangan roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan bagian selatan pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Ilustrasi - Taliban disinyalir sebagai aktor di balik serangan roket yang menghantam bandara Kandahar di Afghanistan bagian selatan pada Sabtu, 31 Juli 2021. /Unsplash/Maciej Ruminkiewicz.

PR DEPOK - Setidaknya tiga roket menghantam bandara Kandahar di Afghanistan bagian selatan pada Sabtu, 31 Juli 2021 malam kemarin.

"Tadi malam tiga roket ditembakkan ke bandara dan dua di antaranya menghantam landasan. Karena ini semua penerbangan dari bandara dibatalkan," kata kepala bandara Kandahar, Massoud Pashtun.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari India Today, upaya untuk memperbaiki landasan pacu tengah berlangsung, Pashtun berharap bandara Kandahar akan segera beroperasi kembali.

Baca Juga: Diminta Rujuk dengan Tsania Marwa, Atalarik Syach: Emang Saya Mau? Makanya Saya Talak Tiga

Sementara itu, seorang pejabat di badan otoritas penerbangan sipil Afghanistan mengkonfirmasi kebenaran serangan dan Taliban disinyalir sebagai aktor di balik serangan roket tersebut.

Taliban selama berminggu-minggu melancarkan serangan mematikan di pinggiran kota Kandahar, menimbulkan kekhawatiran bahwa militan itu hampir merebut ibu kota provinsi.

Diketahui, pangkalan udara Kandahar sangat penting untuk menyediakan logistik dan dukungan udara yang diperlukan untuk menjaga agar para militan tidak menguasai kota terbesar kedua di Afghanistan.

Baca Juga: 202 Pengacara Siap Bela Munarman di Sidang, Pandji Pragiwaksono: Kurang, Tambah 10 Lagi Jadi Pas

Menurut pejabat di badan otoritas penerbangan sipil Afghanistan itu, serangan di bandara menandakan bahwa posisi Taliban dalam menguasai dua ibu kota provinsi lainnya, Herat di barat dan Lashkar Gah di selatan semakin dekat.

Selain itu, keuntungan teritorial signifikan Taliban selama tahap akhir penarikan militer Amerika Serikat sebagian besar terjadi di daerah pedesaan yang jarang penduduknya.

Dalam beberapa pekan terakhir, mereka telah meningkatkan tekanan pada beberapa ibu kota provinsi serta menyita jalur penyeberangan utama di perbatasan antar kota.

Baca Juga: Kesal Tak Ketemu Penghujat Ayu Ting Ting, Abdul Rozak Lontarkan Ancaman: Kalau Ada Langsung Saya Borgol

Sebelumnya pada Selasa, 20 Juli 2021 lalu, tiga roket mendarat di dekat istana kepresidenan Afghanistan ketika Presiden Ashraf Ghani dan sekelompok pejabat lainnya sedang melaksanakan sholat Idul Adha di halaman.

Presiden Ghani, yang mengenakan pakaian tradisional Afghanistan, berdiri di depan jamaah Sholat mengutuk dan menuduh Taliban sebagai biang serangan roket tersebut.

"Taliban telah membuktikan bahwa mereka tidak memiliki keinginan dan niat untuk perdamaian," ujarnya dalam pidato setelah serangan terjadi.

Baca Juga: Sempat Dibayar Rp100 Juta untuk Bermain Film, Raffi Ahmad: Abis Gua, Buat Bayar Cicilan

Perebutan pusat kota besar di Afghanistan mana pun akan membawa serangan Taliban saat ini ke tingkat lain dan memicu kekhawatiran bahwa tentara tidak mampu melawan keuntungan medan peperangan yang dimiliki militan.

Pemerintah Afghanistan telah berulang kali menolak keuntungan teritorial Taliban selama musim panas karena kurang memiliki nilai strategis.

Lebih lanjut lagi, pemerintah Afghanistan dan Taliban telah mengumumkan gencatan senjata dan tengah dalam pembicaraan perdamaian yang dimediasi oleh Qatar, namun hingga kini belum mencapai solusi yang adil.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x