PR DEPOK – Baru-baru ini meriam air digunakan polisi di Thailand untuk membubarkan unjuk rasa yang terjadi di markas besar polisi nasional negara tersebut.
Digunakannya meriam air untuk membubarkan massa tersebut terjadi pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, para pengunjuk rasa berkumpul di pusat Kota Bangkok untuk hari ketiga berturut-turut.
Unjuk rasa tersebut ditujukan untuk menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha agar mengundurkan diri.
Berdasarkan kabar yang dihimpun, tuntutan tersebut dikarenakan meningkatnya kemarahan warga atas penanganan PM Prayuth terhadap pandemi Covid-19 di Thailand.
Kondisi pandemi Covid-19 di Thailand dikabarkan tengah memburuk, pasalnya telah dilaporkan terdapat lebih dari satu juta kasus pada minggu ini.
Telah tercatat juga rekor baru hingga mencapai angka 239 kematian pada Selasa, 17 Agustus 2021.
Baca Juga: Cara Mudah Cek Penerima Bansos PKH di Masa PPKM 2021, Buka cekbansos.kemensos.go.id
"Kami di sini memprotes tetapi sebagai imbalannya kami mendapatkan gas air mata dan peluru karet dan tindakan keras"
"Kami menekankan bahwa kami berada di sini dengan damai untuk menyatakan ketidaksetujuan kami terhadap kinerja pemerintah," kata aktivis Songpon "Yajai" Sonthirak.
Juru bicara polisi Kissana Phathanacharoen mengatakan bahwa pengunjuk rasa melemparkan barang-barang ke markas polisi.
Dikatakan bahwa para pengunjuk rasa tersebut melemparkan cat, bom pingpong, botol air, dan benda-benda lain ke markas polisi.
Kemudian dilaporkan pula terdapat bentrokan lain yang terjadi di dekat kediaman Perdana Menteri Prayuth.
"Setelah peringatan berulang kali, kami perlu menegakkan hukum dengan menggunakan tekanan air tinggi yang mengikuti standar internasional," ucap Kissana.
Menurut sebuah rumah sakit, seorang pria berusia 15 tahun yang menghadiri unjuk rasa pada Senin, 16 Agustus 2021 mengalami koma setelah mendapatkan luka tembak di lehernya.
Baca Juga: Lagu Baru Kolaborasi Atta Halilintar Trending di 6 Negara, Mulai dari Indonesia hingga Dubai
Namun Polisi setempat mengatakan tidak menggunakan peluru tajam untuk membubarkan demonstrasi.
Menurut layanan darurat Bangkok, sedikitnya enam orang terluka dalam bentrokan pada Senin, 16 Agustus 2021 di dekat kediaman Prayuth.***