Taliban Ancam AS dan Sekutunya jika Tak Segera Tinggalkan Afghanistan hingga Akhir Bulan Ini

- 24 Agustus 2021, 16:00 WIB
Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil pemimpin dan negosiator Taliban, dan anggota delegasi lainnya menghadiri konferensi perdamaian Afghanistan di Moskow, Rusia, 18 Maret 2021.
Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil pemimpin dan negosiator Taliban, dan anggota delegasi lainnya menghadiri konferensi perdamaian Afghanistan di Moskow, Rusia, 18 Maret 2021. /Alexander Zemlianichenko/Reuters

PR DEPOK - Baru-baru ini Taliban telah mengancam untuk memberi konsekuensi jika AS dan sekutunya mencoba bertahan di Afghanistan hingga satu minggu ke depan.

Ancaman itu diungkapkan oleh kelompok militan Islamis ketika Washington mengundur jadwal penarikan pasukannya guna mengevakuasi puluhan ribu orang yang putus asa untuk melarikan diri.

Sejauh ini, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari SBS News, Taliban tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berkompromi.

Baca Juga: Proses Hukum Dinilai Lambat, Ormas Jarum Lebak Desak Polisi Tangkap Muhammad Kece Atas Dugaan Penistaan Agama

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan bahwa kehadiran militer asing di luar batas waktu yang disepakati akan "memperpanjang pendudukan".

"Jika AS atau Inggris mencari waktu tambahan untuk melanjutkan evakuasi maka jawabannya tidak. Mereka akan dapat konsekuensi," tuturnya.

Taliban saat ini tengah bekerja untuk membentuk pemerintahan, tetapi dua sumber dalam gerakan itu mengatakan bahwa tidak akan ada pengumuman di kabinet sampai tentara AS terakhir meninggalkan Afghanistan.

Ribuan tentara telah dikerahkan kembali ke negara itu untuk mengawasi pengangkutan orang asing dan Afghanistan yang kacau balau dari Bandara Kabul.

Baca Juga: Kurangi Risiko Covid-19, Pemerintah Daerah di Pedesaan Australia Tembak Mati 15 Anjing dari Tempat Penampungan

Begitupun terjadi peningkatan tekanan terhadap Presiden AS Joe Biden untuk memperpanjang batas waktu 31 Agustus untuk penarikan penuh.

"Tujuannya adalah untuk mengeluarkan sebanyak mungkin orang secepat mungkin"

"Fokusnya adalah mencoba melakukan evakuasi sebaik mungkin, hingga akhir bulan," ujar juru bicara Pentagon John Kirby.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Gedung Putih yakin bisa mengeluarkan semua orang Amerika hingga batas waktu yang ditentukan.

Baca Juga: Menpora dan Kapolri Siap Beri Sanksi Klub yang Langgar Protokol Kesehatan Jelang Pelaksanaan Liga 1 dan 2

Lebih jauh, Taliban yang terkenal dengan interpretasi ultra-ketat hukum Islam selama pemerintahan 1996-2001, berulang kali mengklaim akan memberikan amnesti bagi pasukan dan pejabat pemerintah.

Namun sebuah dokumen intelijen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan para militan pergi dari pintu ke pintu memburu mantan pejabat pemerintah dan mereka yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO.

Dengan kantor-kantor pemerintah sebagian besar masih ditutup, banyak warga Afghanistan khawatir akan dibayar, tetapi Taliban telah mengumumkan penunjukan seorang gubernur bank sentral untuk menjaga roda keuangan tetap bergerak.

Baca Juga: 5 Aktivitas yang Diperbolehkan Selama PPKM Level 3 di Jawa-Bali

Kelompok garis keras juga telah berusaha membuat otoritas mereka terlihat oleh semua orang, memastikan bendera nasional tiga warna diganti dengan spanduk putih mereka.

Selama akhir pekan di Kabul, para pemuda mendirikan kios pinggir jalan untuk menjual bendera Taliban yang bertuliskan teks hitam dan nama resmi rezim "Imarah Islam Afghanistan".***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: SBS News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah