Perdana Menteri Israel Naftali Bennett Segera Kunjungi Joe Biden, Desak Bahas Nuklir Iran dan Hamas

- 25 Agustus 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan Israel.
Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan Israel. /Conmongt/Pixabay

PR DEPOK - Pertemuan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.

Menyusul kekalahan AS di Afghanistan, mereka tengah berseteru dengan musuh bebuyutan regionalnya, Iran, sementara Israel sedang bergulat dengan kebangkitan kelompok Hamas di perbatasan selatan dengan Jalur Gaza.

Bennett, dalam kunjungan kenegaraannya yang pertama ke luar negeri sejak menjabat, pada Rabu, 25 Agustus 2021 dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior Pemerintah AS, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

Baca Juga: Rizky Billar Sebut Akan Izinkan Sang Istri Jadi Bupati, Lesti Kejora: Sekarang Depan Kamera Diizinin, Nanti...

Sementara pertemuan PM Israel dengan Joe Biden dijadwalkan pada besok Kamis, 26 Agustus 2021.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri sebelum kepergiannya, Bennett mengatakan prioritas utama dalam percakapannya dengan Biden adalah Iran.

Dia mengatakan masalah lain juga akan dibahas, termasuk keunggulan kualitatif militer Israel, pandemi virus corona, dan masalah ekonomi, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Associated Press.

Sebelumnya, Bennett telah menentang kemungkinan kesepakatan nuklir baru antara Iran dan kekuatan global.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Produksi Indonesia Diminati Turki, Akademisi Sebut akan Dipesan 5,2 Juta Dosis

Ia mengatakan bahwa kesepakatan apa pun juga harus dapat mengerem agresi regional Iran.

Beberapa bulan terakhir telah terjadi serangkaian serangan terhadap pengiriman yang terhubung dengan Israel, yang diyakini telah dilakukan oleh Iran.

Awal pekan ini, Bennett mengatakan kepada kabinetnya bahwa ia akan memberi tahu Presiden AS bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menghentikan Iran.

Gesekan antara Israel dan penguasa Hamas di Gaza telah meningkat dalam tiga bulan sejak perang 11 hari dengan kelompok militan Islam yang menewaskan sedikitnya 265 orang di Gaza dan 13 di Israel.

Negosiasi tidak langsung antara kedua belah pihak untuk mencapai pengaturan untuk rekonstruksi Jalur Gaza telah gagal dalam seminggu terakhir.

Baca Juga: Ada Ancaman dari ISIS, Joe Biden Klaim Proses Evakuasi dari Afghanistan Harus Dipercepat

Dilaporkan, Hamas telah meluncurkan balon pembakar ke Israel selatan dan menggelar demonstrasi kekerasan di perbatasan, meningkatkan momok kekerasan baru.

“Ada pemerintahan baru di AS maupun di Israel, dan saya membawa semangat kerja sama baru dari Yerusalem"

"Pertemuan ini bertumpu pada hubungan khusus dan memiliki sejarah panjang antara kami (AS-Israel)," ujar Bennett.

Untuk informasi, Bennett menjabat dua bulan lalu setelah menyatukan koalisi yang berkuasa dari delapan partai politik yang berbeda, mulai dari ultranasionalis Yahudi hingga faksi Islam kecil.

Baca Juga: KPK Sebut Koruptor Penyintas Korupsi, Said Didu: Sudah Tepat kalau KPK Dianggap Pelindung Koruptor

Koalisinya berhasil menggulingkan pemimpin lama Benjamin Netanyahu dari jabatannya setelah pemilihan parlemen keempat berturut-turut di negara itu dalam dua tahun terakhir.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Associated Press


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah