Dampak Serangan ISIS-K, Kanselir Jerman: Jelas Taliban adalah Realitas di Afghanistan Saat Ini

- 28 Agustus 2021, 14:17 WIB
Ilustrasi anggota gerilyawan Taliban.
Ilustrasi anggota gerilyawan Taliban. /REUTERS/Stringer.

Pakistan dan Turki juga meminta AS dan sekutunya menunda penerapan sanksi terhadap Afghanistan, dan menjaga saluran diskusi terbuka untuk mencegah kehancuran keamanan serta migrasi.

Bantuan akan menjadi bagian penting dari penjangkauan itu, mengingat krisis kemanusiaan di negara yang dilanda konflik dan kekeringan, dengan 5,5 juta dari 40 juta orangnya mengungsi.

Baca Juga: Info Bansos 2021: Kemensos dan DPR Sepakat Data Penerima PKH, BST, BPNT dan Bantuan Lain Diakurasi

Uni Eropa mengatakan akan meningkatkan dukungannya untuk warga Afghanistan yang masih berada di negara itu dan mereka yang melarikan diri menjadi lebih dari Rp3,37 triliun dari yang sebelumnya hanya Rp844 miliar.

Sementara AS mengambil langkah-langkah untuk memungkinkan pekerjaan kemanusiaan berlanjut tetapi tidak mengurangi tekanan sanksi terhadap Taliban.

Washington tampaknya tidak sampai pada pandangan yang dianut Uni Eropa bahwa Taliban adalah pilihan yang paling tidak buruk saat ini di Afghanistan.

Baca Juga: Segera Cek Daftar Penerima BLT Anak Sekolah Lewat HP di Link cekbansos.kemensos.go.id, Ada Bantuan Rp4,4 Juta

Lebih jauh lagi, mundurnya AS dari Afghanistan setelah 20 tahun mencoba untuk membawa stabilitas dan demokrasi telah mendorong moral untuk gerakan radikal dimana-mana, khususnya di negara tersebut.

Insiden bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Kamis, 26 Agustus 2021 silam, yang diklaim ISIS-K, adalah pengingat bahwa militan ekstremis bisa mendapat pijakan jika negara itu dibiarkan terbengkalai.

Para pejabat AS percaya ISIS-K, afiliasi Afghanistan dari ISIS dengan reputasi kebrutalan ekstrim, berada di balik serangan tersebut.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah