PR DEPOK - Serangan mematikan di bandara Kabul telah menggarisbawahi politik nyata yang dihadapi kekuatan Barat di Afghanistan.
Sementara Taliban mungkin merupakan kesempatan terbaik mereka untuk mencegah negara itu tergelincir ke tempat berkembang biak bagi kelompok teroris.
Hampir dua pekan setelah Taliban kembali berkuasa di Afghanistan, para pejabat di Eropa mulai mengakui bahwa pilihan pragmatis, yang mana mereka lebih memilih mengesampingkan ketidaksukaan terhadap para pemimpin baru negara itu.
"Jelas! Taliban adalah realitas di Afghanistan sekarang. Realitas baru ini terdengar pahit, tetapi kita harus bekerja dengannya (Taliban, red)," kata Kanselir Jerman Angela Merkel sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan tidak cukup bagi kekuatan G7 untuk mengambil sikap agresif terhadap Taliban.
Paling tidak, lanjut pejabat senior Uni Eropa ini, karena itu akan memberi China dan Rusia suara yang lebih besar mengenai masa depan Afghanistan.
Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima PKH, Bansos Tunai, Kartu Sembako Lewat HP di Link cekbansos.kemensos.go.id
Di sisi lain, Pakistan dan Turki juga telah mendesak negara-negara Barat untuk tidak terlalu cepat menyudutkan rezim baru itu.