Arkeolog Israel Klaim Temukan Harta Peninggalan Nabi Sulaiman

- 1 September 2021, 13:53 WIB
Ilustrasi peta harta karun.
Ilustrasi peta harta karun. /Pixabay/Pexels/

PR DEPOK - Usai melakukan penggalian situs kuno, Arkeolog Israel mengklaim telah menemukan sumber harta karun, yang diduga merupakan milik Raja Sulaiman.

Harta karun tersebut diduga dikumpulkan oleh Raja Sulaiman semasa pemerintahannya sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Raja Sulaiman sendiri menurut kepercayaan Islam dikenal sebagai Nabi Sulaiman, atau putranya Nabi Daud.

Baca Juga: Juliari Batubara Tak Ajukan Banding Perkara Suap Bansos, Ali Fikri: KPK Siap Eksekusi

Pada masa pemerintahannya, Nabi Sulaiman diketahui berhasil memisahkan bijih tembaga dari batu yang digali di situs arkeologi Lembah Timna.

Penggalian situs kuno yang terletak di gurun, Lembah Timna, Israel Selatan tersebut dimulai sejak tahun 1964.

Selama penggalian dilakukan, para peneliti telah menemukan sebuah terowongan rahasia, yang diduga sudah ada sejak masa pemerintahan Nabi Sulaiman di Pertambangan Raja Sulaiman, tepatnya di Saluran Smithsonian.

Baca Juga: 3 Wilayah di Jabar Catat Kasus Tertinggi Demam Berdarah hingga Juli 2021, Depok di Urutan Pertama

Para ahli menyatakan bahwa kawasan tersebut kini kemungkinan menjadi sumber kekayaan yang ditinggalkan Nabi Sulaiman.

Profesor Erez Yosef dari Universiti Tel Aviv mengungkapkan, aktivitas penambangan di lokasi tersebut berkembang pesat pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman sekitar 3000 tahun yang lalu.

Menurutnya, tambang itu tak mengandung emas atau perak, melainkan hanya bijih tembaga.

Dari pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa produksi tembaga skala besar ada di lokasi itu.

Baca Juga: Usai Tahu Perilaku Tyna, Lydia Kandou-Naysilla Turun Tangan Bela Kenang Mirdad: Jangan Salahin Diri Sendiri

Pada zaman dulu, tembaga memang dikenal sebagai komoditas paling populer, karena merupakan logam yang paling banyak dicari di dunia.

"Tembaga di beberapa titik dalam sejarah adalah sumber daya ekonomi yang paling penting dan industri yang paling menguntungkan," ucap Erez Yosef seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket pada Rabu, 1 September 2021.

Sementara itu, Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan menjelaskan bahwa kondisi logam tembaga pada saat itu serupa dengan minyak mentah saat ini.

Baca Juga: Modal NIK KTP, Simak Cara Cek Daftar Nama Penerima Bansos Kemensos September 2021 di cekbansos.kemensos.go.id

"Sama seperti sekarang di mana orang tidak bisa melakukan apapun tanpa minyak bumi. Manusia saat itu tidak dapat berbuat apa-apa tanpa tembaga," ujar Mohammad Najjar.

Kemudian, ia juga menyatakan bahwa tembaga pada saat itu menjadi barang yang sangat penting dalam sejarah manusia.

Sebab pada masa itu untuk pertama kalinya manusia bisa mengeluarkan logam dari batu sekaligus mengubahnya menjadi alat atau senjata.

Dr Najjar menyebut masa tersebut sebagai 'lompatan kuantum', yaitu ketika manusia mulai menghasilkan materi.

Baca Juga: Berikut Aturan Bepergian dengan Pesawat Terbang di Jawa dan Bali Selama PPKM Level 2 Sampai 4

Melalui proses peleburan, tembaga dipisahkan dari bijih di dalam batuan. Bijih itu lalu dipanaskan hingga suhu sekitar 1.000 derajat celcius.

Untuk mencapai derajat celcius tersebut para pekerja harus meniup api tanpa henti melalui batang pipa.

Proses itu dapat memakan waktu hingga berjam-jam agar mendapatkan tembaga murni.***

Editor: Wulandari Noor

Sumber: Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah