Network
PR DEPOK - Baru-baru ini dilaporkan seorang pria asal Palestina telah tewas ditembak oleh tentara Israel pada Selasa, 31 Agustus 2021 malam waktu setempat.
Kabar tewasnya pria Palestina oleh tentara Israel ini disampaikan oleh seorang petugas medis dan saksi mata Palestina.
Kemenkes Palestina mengatakan bahwa pria Palestina itu ditembak mati oleh tentara Israel di dekat desa Beit Ur-Al Tahta, Kota Ramallah, Tepi Barat.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Akui Takut Ivan Gunawan Berpaling Darinya Saat Berhasil Menurunkan Berat Badan
Sementara itu, saksi mata menuturkan bahwa tentara Israel melepaskan tembakan langsung ke pria Palestina di pinggiran kotan dan mencegah ambulans mencapai dia.
Saksi mata melanjutkan, tentara Israel mendirikan penghalang jalan untuk memeriksa pekerja Palestina yang kembali dari Israel ke kediaman mereka di Tepi Barat.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pria Palestina itu dikabarkan tengah dalam perjalanan pulang kerja saat ditembak oleh tentara Israel.
Pria Palestina itu diidentifikasi berusia 39 tahun, yang tinggal di desa tersebut. Namun pria tersebut membawa dokumen identitas Yerusalem.
Baca Juga: Profil Cut Syifa Dara Manis Keturunan Aceh yang Dijodohkan dengan Harris Vriza oleh Warganet
Hal tersebut dilaporkan sangat dimungkinkan pria tersebut bebas untuk menyeberang antara Israel dan Tepi Barat.
Terkait insiden tewasnya pria Palestina ini, militer Israel dilaporkan tengah menyelidikinya.
Dikutip dari Xinhua, aktivis media sosial Palestina menerbitkan klip video pendek yang menunjukkan tubuh pria Palestina di tanah dan berlumuran darah.
Menurut laporan baru-baru ini dari PBB untuk Koordinasi Urusan Manusia di wilayah Palestina, Israel telah membunuh 55 orang Palestina di Tepi Barat hanya sejak awal tahun 2021 ini.
Di Gaza, petugas medis Palestina mengatakan bahwa setidaknya lima pengunjuk rasa Palestina terluka, termasuk satu dalam kondisi serius oleh tentara Israel.
Protes malam di perbatasan di Jalur Gaza timur dan bentrokan dengan tentara Israel telah berlangsug selama empat hari berturut-turut.
Kabarnya hal tersebut terjadi sebagai upaya menentang blokade Israel yang diberlakukan di daerah kantong pantai selama lebih dari 14 tahun.***
