PR DEPOK - Setelah 11 hari konflik antara Palestina dan Israel, kedua belah pihak sempat menyepakati gencatan senjata pada 21 Mei 2021.
Akan tetapi, pada hari yang sama tentara Israel kembali melakukan upaya penyerangan terhadap rakyat Palestina.
Seorang dosen di University College of Applied Science di Jalur Gaza Abeer Z Barakat menilai bahwa gencatan senjata yang telah dicapai antara Palestina dan Israel masih rapuh.
Baca Juga: Sesalkan 2 Dokter dari 4 Oknum PNS yang Jual Beli Vaksin Ilegal, Tjahjo Kumolo Usulkan Pemecatan
Penilaian situasi antara Palestina dan Israel ini Abeer Z Barakat sampaikan dalam
diskusi virtual yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia pada Sabtu 22 Mei 2021.
“Kami tahu bahwa gencatan senjata ini (Palestina dan Israel) rapuh. Pada hari pertama pelaksanaan gencatan senjata, pasukan pendudukan Israel kembali menargetkan jemaah di Masjid Al Aqsa,” kata Abeer Z Barakat sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Ia mengatakan bahwa, hingga kini warga Palestina tetap merasa tidak aman meski ada kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
“Kami sama sekali tidak aman. Kami tidak tahu kapan perang berikutnya akan datang,” ujarnya.
Di sisi lain, warga Palestina telah kehilangan kepercayaan terhadap Israel.