Fobia makanan yang dialami Ashton Fisher turut memengaruhi kehidupan sosialnya.
Ia tidak pernah makan malam saat merayakan hari-hari besar bersama keluarga, karena Ashton tidak tahan dengan bau semua makanan. Bahkan ia tidak pernah makan di sekolah atau di pesta temannya.
“Sampai saat ini, Ashton baik-baik saja karena dia tidak tahu perbedaannya,” kata Cara.
Akan tetapi, keinginannya untuk menyesuaikan diri akhirnya membuat Ashton menyadari bahwa hal itu tidak normal, sehingga mencari bantuan profesional.
“Tetapi teman-temannya di sekolah menengah telah memperhatikan bahwa dia tidak makan dan itu menjadi canggung baginya. Dia tidak ingin berbeda,” ujar Cara.
Pada bulan Juli lalu, Cara membawa Ashton menemui spesialis gangguan makan selektif Felix Economakis, yang, setelah mendengar riwayatnya.
Ia didiagnosis mengalami Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID).
Sejauh ini, Felix sudah membuat anak berusia 12 tahun itu mencoba makanan baru, meskipun itu bukan makanan yang paling sehat.
Selain makan roti putih sederhana, Ashton sudah bersedia mengunyah sandwich ham juga mencoba makan malam panggang, nugget ayam pringles, dan beberapa menu McDonald's.