Dalam sebuah pidato di pembicaraan Kairo, Abbas mengatakan bahwa meskipun eskalasi pelanggaran Israel telah membuat solusi dua negara yang sejalan dengan hukum internasional tidak dapat dicapai, PA berkomitmen untuk metode damai.
“Kami memperbarui kesiapan untuk bekerja pada tahap ini guna mempersiapkan kondisi dengan penerapan langkah-langkah membangun kepercayaan yang mencakup mencapai ketenangan komprehensif di tanah Palestina,” katanya.
Hubungan Palestina-Israel tetap tegang, meskipun pemerintah koalisi baru Israel telah mencakup sebuah partai yang dipimpin oleh warga Palestina Israel untuk pertama kalinya.
Hamas, kelompok Palestina yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, menanggapi ketegangan selama berminggu-minggu di Yerusalem Timur yang dianeksasi dengan menembakkan roket ke arah kota itu, yang memicu serangan Israel di Gaza.
Setidaknya 260 warga Palestina tewas selama konflik, termasuk 67 anak-anak dan 39 wanita, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Hamas telah mengakui kematian 80 pejuang. Dua belas warga sipil, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel, bersama dengan satu tentara.
Untuk diketahui, Mesir, yang telah memainkan peran mediasi kunci antara Israel dan Hamas selama bertahun-tahun, memediasi gencatan senjata kedua negara berkonflik itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pemangku kepentingan telah meningkatkan upaya diplomatik mereka yang bertujuan untuk mencegah serangan militer lain di wilayah tersebut.