Untuk diketahui, Al-Riani, mantan pesepakbola dan pelatih klub sepak bola Al-Ittihad Tripoli, hilang pada malam 23 Desember 2014.
Menurut salah satu sepupunya, keluarga tidak tahu dia meninggal hingga tiga hari kemudian ketika sebuah rumah sakit setempat menelepon untuk mengatakan tubuhnya telah ditemukan dibuang di jalan menunjukkan tanda-tanda pemukulan parah.
Selain itu, Saadi juga pernah dituduh melakukan kejahatan yang dilakukan terhadap pengunjuk rasa pada tahun 2011.
Sisi lainnya, pada Juli lalu, saudara laki-laki Saadi, Saif al-Islam Gaddafi, yang ditahan selama bertahun-tahun di kota Zintan, mengatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada Desember mendatang.
Saif al-Islam tidak muncul di depan umum sejak ia ditangkap di gurun Libya oleh pemberontak pada 2011, menyusul penggulingan dan pembunuhan ayahnya.
Dia dijatuhi hukuman mati pada tahun 2015, tetapi dibebaskan dua tahun kemudian dan bersembunyi. Ia dilaporkan tetap berada di Zintan.
Baca Juga: Penyelesaian Masalah TWK KPK Belum Jelas, AJI Desak 3 Hal ke Presiden Jokowi
Pasukan yang setia kepada komandan timur Libya Khalifa Haftar, mantan sekutu Gaddafi yang menjadi pembelot dilaporkan ingin mencegah kembalinya Saif al-Islam ke panggung politik.
Menurut laporan terpisah, putra Haftar, Saddam Haftar, yang juga dilaporkan mempertimbangkan pencalonan presiden, berusaha membunuh Saif al-Islami baru-baru ini.