Gagal Dapat Sertifikat Vaksin Tanpa Jalani Vaksinasi, Seorang Pria Nekat Serang 2 Orang Nakes

- 8 September 2021, 20:15 WIB
Ilustrasi tenaga kesehatan.
Ilustrasi tenaga kesehatan. / Pixabay/mariohagen

PR DEPOK – Baru-baru ini terjadi insiden penyerangan terhadap 2 orang tenaga kesehatan (nakes) di Jerman oleh seorang pria lantaran tak mendapat sertifikat vaksin.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, penyerangan tersebut terjadi di Gera, Thuringia, Jerman, usai pria yang meminta sertifikat vaksin tanpa menjalani vaksinasi Covid-19 itu ditolak para nakes.

Terkait serangan yang dilakukan pelaku, polisi Jerman mengkonfirmasi bahwa 2 petugas nakes tersebut mengalami luka-luka setelah mendapat serangan dari pria yang gagal mendapatkan sertifikat vaksin tersebut.

Baca Juga: Beredar Rumor Kencan dengan Karina Aespa, Hyunjin Stray Kids Beri Klarifikasi dengan Update Bubble

Pihak kepolisian Jerman menyebutkan bahwa pria terkait memang dipengaruhi oleh sentimen anti-vaksin di Jerman.

Berdasarkan laporan media Jerman, 2 orang nakes tersebut sudah menjalani perawatan di rumah sakit, dan bisa diizinkan untuk pulang.

Atas serangat tersebut, sementara ini program vaksinasi pada wilayah tersebut untuk sementara ini dihentikan selama sehari.

Pasca serangan itu, tersangka yang tidak disebutkan namanya sesuai dengan undang-undang privasi Jerman, segera dilacak oleh pihak berwenang dan telah berhasil ditangkap.

Baca Juga: Klarifikasi Ria Ricis dan Teuku Rushariandi soal Lamaran yang Akan Segera Dilaksanakan: Doain Ya

Aksi penyerangan terhadap nakes itu lantas mendapat kecaman dari sejumlah pihak di Jerman.

Politisi dan asosiasi medis Jerman, Kassenärztlichen Vereinigung (Asosiasi Dokter Asuransi Kesehatan Chartered) mengutuk aksi kekerasan tersebut .

Sementara itu, Menteri Kesehatan Thuringian Heike Werner mengkritik serangan itu dan menyatakan bahwa insiden tersebut tidak dapat diterima.

Sedangkan, menurut Annete Rommel, ketua asosiasi medis Jerman mengatakan bahwa ia tidak menyangka orang-orang yang memiliki komitmen tinggi memerangi pandemi Covid-19 malah diserang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Cara Daftar BPUM Tahap 3 Online 2021 Lewat HP Melalui Link Pendaftaran BLT UMKM Sejumlah Kabupaten Kota

Selanjutnya, Nicholas Potter, salah seorang seorang peneliti dari kelompok anti-rasisme Jerman Amadeu Antonio Foundation mengatakan bahwa serangan itu adalah yang terbaru dalam daftar panjang serangan lain dari kelompok anti vaksin di Jerman.

Menurutnya, ini termasuk serangan vandalisme setelah adanya serangan menggunakan bahan peledak rakitan di depan sebuah lembaga penelitian Berlin, Oktober lalu.

“Retorika yang didorong oleh konspirasi, anti-Semit dan anti-demokrasi yang disebut gerakan ‘Querdenken’ (pemikir lateral) semakin mengarah pada tindakan kekerasan,” ujar Potter.

Selain itu, menurutnya kelompok anti-vaksin tersebut berkumpul dan membahas teori untuk menyangkal keberadaan Covid-19 dan mengembangkan gagasan vaksinasi sebagai sarana untuk membunuh orang.

Baca Juga: Sempat Hilangkan Cincin yang Jadi Simbol Ikatan dengan Ria Ricis, Teuku Ryan Akui Panik sampai Berkaca-kaca

Kelompok ini memiliki grup Telegram dalam membahas gagasan-gagasan terkait.

Akan tetapi, ia menyebutkan, pihak berwenang Jerman belum juga menyadari ancaman ini.

"Sudah terlalu lama, pihak berwenang meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh anti-vaksin dan ideologi konspirasi," katanya.

"Ini bukan hanya hippie anti-otoriter yang berdemonstrasi menentang Big Pharma, ini adalah lawan dari tindakan kesehatan yang semakin radikal melawan kekerasan untuk mencapai tujuan politik mereka," ujarnya menambahkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x