Liput Aksi Protes di Ibu Kota Afghanistan, 2 Wartawan Kabarnya Dipukul dan Ditahan Taliban

- 10 September 2021, 14:43 WIB
Pasukan Taliban berdiri di depan pengunjuk rasa selama protes anti-Pakistan di Kabul, Afghanistan, Selasa 7 September 2021.*
Pasukan Taliban berdiri di depan pengunjuk rasa selama protes anti-Pakistan di Kabul, Afghanistan, Selasa 7 September 2021.* /Reuters /Wana

PR DEPOK – Pejuang Taliban kabarnya dituduh memukuli dan menahan wartawan karena meliput protes di Ibu Kota Afghanistan Kabul.

Adanya insiden ini tentu menimbulkan pertanyaan atas janji kelompok itu tentang kebebasan media.

Dua wartawan surat kabar Etilaatroz Taqi Daryabi dan Nematullah Naqdi ditahan oleh Taliban saat meliput protes perempuan di barat Kabul pada Rabu pagi.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 10 September 2021: Friska Nekat Mencuri Perhiasan Nek Ratu

Selain itu dua wartawan surat kabar lainnya Aber Shaygan dan Lutfali dan Sultani bergegas ke kantor polisi bersama dengan editor surat kabar Kadhim Karimi untuk menanyakan keberadaan rekan-rekan mereka.

Akan tetapi, menurut pengakuan satu di antaranya, saat sampai di kantor polisi para pejuang Taliban mendorong dan menampar mereka serta menyita semua barang milik mereka, termasuk telepon genggam.

“Karimi baru saja menyelesaikan hukumannya ketika salah satu Taliban menamparnya dan menyuruhnya pergi,” kata Shaygan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Eks Pejabat Afghanistan Tuduh Ashraf Ghani Berbohong dan Biarkan Taliban Ambil Alih Negara

Tak hanya itu, Shaygan juga menyampaikan bahwa saat mereka memperkenalkan diri sebagai jurnalis, Taliban memperlakukan mereka dengan hina.

Kemudian dia juga menjelaskan, mereka dibawa ke sel tahanan kecil dengan 15 orang di dalamnya, dua di antaranya kabarnya adalah wartawan Reuters dan Anadolu Agency Turki.

Saat ditahan, ketiganya mendengar laporan tentang pelecehan yang dialami oleh Daryabi dan Naqdi yang ditahan di kamar terpisah.

Baca Juga: Randy Panglila Resmi Jadi Seorang Ayah, Ini Perubahan yang Dirasakan Suami Chelsey Frank

“Kami bisa mendengar jeritan dan tangisan mereka melalui dinding, dan rekan satu sel bahkan mendengar suara wanita menangis karena kesakitan,” ujarnya.

Dalam hal ini Shaygan juga menjelaskan jika kekerasan itu sangat brutal sehingga Naqdi dan Daryabi kehilangan kesadaran karena rasa sakit.

Meskipun kelima pria itu dibebaskan setelah beberapa jam ditahan, Shaygan mengatakan bahwa mereka diberi peringatan keras dari seorang pejabat Taliban sebelum pergi.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Amanah Wali 5 Jumat, 10 September 2021: Digo Masuk Peti Mati Usai Lawan Rohmat

“Apa yang dilakukan pengunjuk rasa ini adalah illegal dan dengan meliput hal-hal seperti itu, Anda semua melanggar hukum. Kami akan membiarkanmu pergi kali ini, tetapi lain kali kamu tidak akan dilepaskan dengan mudah,” ucap pejabat Taliban.

Diketahui sebelumnya pada konferensi pers 17 Agustus juru bicara kelompok Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan media swasta dapat terus bebas.

“Media swasta dapat terus bebas dan independen mereka bisa melanjutkan aktivitasnya, kenetralan media sangat penting. Mereka dapat mengkritik pekerjaan kami sehingga kami dapat meningkatkan,” ungkapnya.

Baca Juga: Jika Jadi Presiden, Fahri Hamzah Berencana Musnahkan Narkoba dan Bandarnya dalam 1 Tahun

Dalam hal ini Mujahid juga membuat klaim yang sama pada pertemuan pribadi wartawan, Mujahid mendorong wartawan untuk transparan dan melaporkan realitas kehidupan di Afghanistan yang dikelola Taliban.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir media sosial Afghanistan penuh dengan video gambar yang menunjukkan Taliban mencegah wartawan untuk melakukan pekerjaannya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x