Haqqani Masuk dalam Daftar Hitam Internasional, Taliban Sebut AS Langgar Perjanjian Doha

- 10 September 2021, 18:04 WIB
Pasukan Taliban.
Pasukan Taliban. /Foto/Reuters/

PR DEPOK – Taliban baru-baru ini menuduh Amerika Serikat (AS) telah melanggar kesepakatan damai yang ditandatangani keduanya pada 2020. Hal ini lantaran telah menempatkan menteri dalam negeri baru pada daftar teror AS.

Menteri baru tersebut, yang merupakan bagian dari jaringan Haqqani telah dituding melakukan serangan terhadap pasukan AS di Afghanistan selama 20 tahun perang.

Selain menteri dalam negeri, beberapa anggota kelompok lainnya termasuk pejabat Perdana Menteri Mullah Mohammad Hassan Akhund pun masuk daftar hitam internasional.

Baca Juga: Heboh Kabar Dana Renovasi Ruang Kerja Nadiem Makarim Fantastis, Susi: Bisa Bangun 10 Kelas Berteknologi Tinggi

“Pejabat Pentagon telah mengatakan bahwa beberapa anggota kabinet Imarah Islam atau anggota keluarga mendiang Haqqani Sahib berada di daftar hitam AS dan masih menjadi target,” isi pernyataan Kementerian Luar Negeri seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, pada Jumat, 10 September 2021.

Pernyataan itu juga menyatakan bahwa sikap tersebut dinilai sebagai pelanggaran jelas terhadap perjanjian Doha yang sebelumnya ditandatangani di Doha, Qatar 2020 lalu.

“Imarah Islam menganggap ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap Perjanjian Doha yang bukan untuk kepentingan Amerika Serikat atau Afghanistan,” kata pernyataan itu.

Baca Juga: Dokumen Rahasia Bocor, AS Dituding Berikan Dana Penelitian Virus Corona Sebelum Muncul di Wuhan

Kesepakatan AS-Taliban mengecualikan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat yang dipimpin oleh mantan presiden Ashraf Ghani yang melarikan diri dari setelah Taliban menguasai negara itu bulan lalu.

Pernyataan Taliban ini muncul usai AS berjanji untuk menghapus anggota Taliban dari sanksi internasional.

Selanjutnya dilaporkan dari Kabul, Charlotte Bellis dari Al Jazeera menyatakan pernyataan itu menyusul komentar pejabat Pentagon kepada media bahwa anggota Haqqani masih menjadi target yang sah dan tetap masuk daftar hitam AS.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 10 September 2021: Tukang Ojek Meninggal, Aldebaran Frustasi

Menjelang pengumuman kabinet baru Taliban pada pekan ini, anggota lain dari jaringan dan tokoh terkemuka Taliban Khalil ur Rahman Haqqani ditugaskan untuk menjaga keamanan di Kabul.

Namun banyak warga Afghanistan yang ragu bahwa seorang pemimpin jaringan Haqqani yang dikenal sebagai kelompok paling brutal dan kejam memiliki keterkaitan dengan Taliban dapat membawa keamanan ke Afghanistan setelah bertahun-tahun perang dan adanya kekerasan.

Semenara itu, Taliban telah membantah bahwa mereka melakukan pembalasan dan mengatakan anggotanya disiplin.

Baca Juga: Bantuan Tunai PKL dan Warung  Rp1,2 Juta Resmi Disalurkan, Segera Cek 2 Syarat Berikut

Mengenai perjanjian, Fahim Sadat yang merupakan Kepala Departemen Hubungan Internasional di Universitas Kardan yang berbasis di Kabul mengatakan bahwa AS dan Taliban menggunakan Perjanjian Doha untuk kepentingan mereka masing-masing.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah