Minta Dunia Tak Ikut Campur Sistem Hukum di Afghanistan, Taliban Pastikan Potong Tangan Tetap Berlaku

- 26 September 2021, 14:00 WIB
Taliban kabarnya akan kembali memberlakukan hukuman potong tangan.
Taliban kabarnya akan kembali memberlakukan hukuman potong tangan. /Alexander Zemlanichenko/Pool via REUTERS/

PR DEPOK – Kelompok Taliban yang sekarang telah menguasai Afghanistan, berupaya menerapkan sejumlah prinsip hukum pada negara tersebut.

Terkait hukuman bagi para penjahat, Taliban sudah memastikan bahwa eksekusi dan amputasi tangan bagi para penjahat sistem hukum kembali ke versi keras mereka dari keadilan Islam.

Dikutip Pikrianrakyat-Depok.com dari The Guardian, seorang pejabat senior pemimpin veteran kelompok Taliban yang bertanggung jawab atas keadilan selama periode kekuasaan sebelumnya menyebutkan bahwa eksekusi bagi penjahat di Afghanistan tidak harus dilakukan di depan umum seperti yang mereka lakukan sebelumnya pada tahun 1990-an.

Baca Juga: Mengapa Taliban Menang di Afghanistan? Pakar Beberkan Alasan Berikut

Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Mullah Nooruddin Turabi yang merupakan menteri kehakiman dan kepala yang disebut kementerian penyebaran kebajikan dan pencegahan kejahatan selama pemerintahan Taliban sebelumnya, menepis kemarahan atas eksekusi Taliban di masa lalu.

Di bawah pemerintahan baru Taliban, Turabi bertanggung jawab atas penjara. Dia termasuk di antara sejumlah pemimpin Taliban, termasuk anggota kabinet sementara yang semuanya laki-laki, yang ada dalam daftar sanksi PBB.

Ia lantas memperingatkan dunia soal campur tangan dengan penguasa baru Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Gantung 4 Orang di Herat Afghanistan, Apa Penyebabnya?

"Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion, tetapi kami tidak pernah mengatakan apapun tentang hukum mereka dan hukuman mereka. Tidak ada yang akan memberi tahu kami seperti apa hukum kami seharusnya. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Qur'an," kata Turabi di Kabul.

Halaman:

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x