Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Jenderal AS Sebut Donald Trump dan Joe Biden Salah Strategi

- 30 September 2021, 12:56 WIB
Kepala Komando Pusat AS Frank MacKenzie mengkritik keputusan Donald Trump dan Joe Biden hingga mengakibatkan jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban.
Kepala Komando Pusat AS Frank MacKenzie mengkritik keputusan Donald Trump dan Joe Biden hingga mengakibatkan jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban. /REUTERS/Mike Segar.

Lebih lanjut, ia merujuk pada perjanjian 29 Februari 2020 silam, yang telah ditandatangani pemerintahan Donald Trump dengan Taliban di Doha, Qatar.

Menurutnya, perjanjian AS untuk menarik pasukannya sepenuhnya dari Afghanistan dan Taliban berkomitmen pada beberapa syarat, termasuk menghentikan serangan terhadap AS dan pasukan koalisi memiliki dampak yang buruk.

“Penandatanganan perjanjian Doha memiliki efek yang sangat merusak pada pemerintah Afghanistan dan militernya, psikologis lebih dari apapun, tetapi kami menetapkan tanggal – pasti kapan kami akan pergi dan kapan mereka dapat mengharapkan semua bantuan untuk berakhir,” katanya.

Baca Juga: Sebut Langkah Kapolri Rekrut Novel Cs Sangat ‘Mematikan’, Ferdinand: Bunuh Ikan Tak Perlu Pukul Kepalanya

Perjanjian yang dimaksudkan untuk mempromosikan negosiasi damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, justru tidak pernah mendapat daya tarik sebelum Joe Biden menjabat pada Januari.

Lalu, mengenai keputusan Joe Biden, McKenzie sudah menduga jika AS mengurangi jumlah penasihat militernya di Afghanistan di bawah 2.500, pemerintah Kabul pasti akan runtuh dan militer akan mengikuti.

Dia mengatakan selain efek penurunan moral dari perjanjian Doha dan pengurangan pasukan yang diperintahkan Joe Biden adalah “paku lain di peti mati”.

Baca Juga: Seorang Mahasiswa Ngaku Ditampar Polisi saat Hendak Kritik Jokowi: Dia Bilang 'kok Kamu Sok-sokan sih'

Sepakat dengan Frank McKenzie, Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyebutkan bahwa perjanjian Doha juga mengikat AS untuk mengakhiri serangan udara terhadap Taliban.

"Sehingga Taliban menjadi lebih kuat, mereka meningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan Afghanistan kehilangan banyak orang setiap minggu,” ujarnya.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah