“Kami tidak akan membiarkan militer mengendalikan revolusi kami dan menghancurkan demokrasi kami,” ucap pria berusia 22 tahun ini lagi.
Pasukan keamanan kemudian menembakkan tembakan gas air mata untuk membubarkan ribuan demonstran.
“Tujuan dari pawai ini adalah untuk melindungi transisi demokrasi Sudan," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesional Sudan, yang menyerukan unjuk rasa awal pekan ini.
"Tidak ada cara untuk mencapainya tanpa mengakhiri kemitraan dengan dewan militer,” lanjut pernyataan dari Asosiasi Profesional Sudan.
Baca Juga: Banjir Makian usai Tegur Warkopi di Medsos, Indro Warkop: Aku Mesti Panggil? Kenal Aja Kagak Gue
Perdana Menteri Abdalla Hamdok mengatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh transisi demokrasi Sudan.
"Demokrasi dan inklusivitas adalah prioritas tertinggi kami sebagai rakyat Sudan," tutur dia menegaskan.
Berbicara selama pertemuan virtual dengan para pemimpin asing, Hamdok ungkapkan agenda pemilihan umum yang bebas di akhir masa transisi adalah yang paling penting.
“Rakyat Sudan memiliki harapan yang sangat tinggi tentang revolusi dan tentang perubahan," tutur Hamdouk.
Baca Juga: Login ke Dashboard www.prakerja.go.id, Pembukaan Kartu Prakerja Gelombang 22 akan Muncul