Eks Kepala Unit Software Pentagon Sebut AS Butuh 15 Tahun untuk Mengejar Ketertinggalan Teknologi China

- 12 Oktober 2021, 18:50 WIB
Ilustrasi Departemen Pertahanan Arlington, Virginia, Amerika Serikat.
Ilustrasi Departemen Pertahanan Arlington, Virginia, Amerika Serikat. /Pixabay

Chaillan juga mengaitkan langkah yang lamban dengan perusahaan seperti Google yang ragu-ragu untuk bekerja dengan pemerintah dalam urusan AI dan berbelitnya masalah birokrasi AI di AS.

Sementara China terus maju tanpa mempertimbangkan potensi konsekuensi etis, jelas eks kepala software Pentagon itu.

Di sisi lain, Google membantah ucapan Chaillan, menurutnya mereka telah bekerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan berbagai proyek teknologi.

"Google bangga bekerja sama dengan pemerintah AS, dan kami memiliki banyak proyek yang sedang berjalan hari ini, termasuk dengan Departemen Pertahanan, Departemen Energi, dan NIH"

Baca Juga: Bingung dengan Urgensi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Cipta Panca: Padahal Ibu Kota Negara Mau Dipindah

"Kami berkomitmen untuk terus bermitra dengan pemerintah AS, termasuk militer, baik pada proyek tertentu maupun pada kebijakan yang lebih luas seputar AI yang konsisten dengan prinsip kami," kata juru bicara Google, Cloud.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin III pada Juli lalu mengakui bahwa China adalah tantangan terbesar AS dalam hal pengembangan AI.

"Kami akan bersaing untuk menang, tetapi kami akan melakukannya dengan cara yang benar," kata Austin.

Dalam sebuah unggahan di akun LinkedIn pribadinya, Chaillan bersikeras bahwa AS tidak dapat mampu menyusul ketertinggalan dari China.

Baca Juga: Ingin Bangun Taman Alkitabiah, Israel Bongkar Makam Tentara Yordania di Palestina

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Hill


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x