Uni Afrika Sepakat Tunda Status Pengamat Israel, Hamas: Langkah yang Benar

- 18 Oktober 2021, 15:30 WIB
Papan nama di pintu masuk Uni Afrika (AU) di Washington.
Papan nama di pintu masuk Uni Afrika (AU) di Washington. /Raphael Satter/Reuters

PR DEPOK - Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyambut baik keputusan untuk menunda persetujuan status pengamat Israel di Uni Afrika (AU).

Informasi tersebut disampaikan oleh pemimpin Hamas Basem Naim yang mengungkapkan bahwa keputusan AU terhadap status Israel sebagai pengamat telah benar.

"Keputusan Dewan Eksekutif AU untuk menunda pengambilan keputusan adalah langkah ke arah yang benar," ujarnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Monitor pada Senin, 18 Oktober 2021.

Baca Juga: Penuhi Pemeriksaan Tambahan Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penipuan CPNS, Olivia Nathania Tak Banyak Bicara

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra mengatakan keputusan diambil oleh Dewan Eksekutif AU untuk menunda keputusan pemberian status pengamat Israel di badan pan-Afrika sampai KTT AU pada Februari 2022.

Diketahui pada Juli lalu, kepala Komisi UA Moussa Faki Mahamat memutuskan untuk memberikan status pengamat Israel, memicu kemarahan di seluruh benua Afrika.

Pasalnya, kembalinya Israel ke AU sebagai negara pengamat telah memicu reaksi keras di benua Afrika.

Baca Juga: Tak Terima Disebut Bisa Kabur dari Karantina lantaran Selebgram Terkenal, Begini Pembelaan Rachel Vennya

Sementara sekelompok pengacara, peneliti, dan aktivis internasional mengajukan keluhan kepada Komisi Afrika untuk Hak Asasi Manusia dan Hak Rakyat yang meminta pencabutan status pengamat AU Israel.

14 negara Anggota AU dikatakan siap membentuk blok untuk menolak keanggotaan negara pendudukan itu.

Dilaporkan bahwa Aljazair telah setuju dengan Afrika Selatan, Tunisia, Eritrea, Senegal, Tanzania, Niger, Kepulauan Komoro, Gabon, Nigeria, Zimbabwe, Liberia, dan Seychelles untuk mengusir Israel dari AU.

Baca Juga: Sinopsis The Expendables 2, Kisah Aksi Heroik Sylvester Stallone dan Tim Menjalankan Misi Berbahaya

Dilaporkan bahwa blok baru akan menolak keputusan untuk memasukkan Israel ke dalam AU untuk mempertahankan prinsip-prinsip persatuan dan mendukung negara Arab Palestina.

Lamamra sebelumnya telah menekankan bahwa Aljazair tidak akan tinggal diam sementara Israel diizinkan untuk bergabung dengan blok tersebut dengan persetujuan para anggotanya.

Afrika Selatan adalah salah satu negara pertama yang menyatakan kecaman atas keputusan AU. Kabarnya Afrika Selatan terkejut dengan keputusan untuk memberikan status pengamat ke blok 55 negara.

Meskipun laporan itu tidak menyebutkan Namibia dalam daftar negara yang telah setuju dengan Aljazair untuk memblokir masuknya Israel, kementerian hubungan internasional negara itu juga telah mengeluarkan kecaman keras atas keputusan AU.

Baca Juga: Alasan Rachel Vennya Nekat Kabur dari Wisma Atlet dan Tak Jalani Karantina: Aku Pengen Ketemu Anak-anak

"Memberikan status pengamat kepada kekuatan pendudukan bertentangan dengan prinsip dan tujuan Undang-Undang Konstitutif Uni Afrika," kata Penda Naanda, Direktur Eksekutif Kementerian Hubungan Internasional dan Kerjasama Namibia.

Naanda mengatakan adalah salah untuk memberikan status pengamat Israel, terutama saat ini, ketika negara Israel meningkatkan tindakan penindasan yang melanggar hukum internasional dan mengabaikan hak asasi manusia rakyat Palestina.

"Namibia, oleh karena itu, melepaskan diri dari pemberian status pengamat kepada negara Israel," kata pernyataan itu.

Baca Juga: Cara Mendapatkan Insentif Survei Evaluasi Kartu Prakerja Rp150 Ribu

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel mengerahkan upaya untuk memulihkan hubungan dengan negara-negara Afrika yang sebagian besar terputus setelah konflik militer Israel dengan tetangganya dan pendudukan tanah Palestina pada 1960-an.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah