Untuk diketahui, rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara di atmosfer atas atau sekitar 6.200 km/jam.
Meskipun mereka lebih lambat dari rudal balistik tradisional yang terbang ke luar angkasa sebelum kembali pada lintasan curam dengan kecepatan lebih tinggi, rudal hipersonik dapat bermanuver membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dipertahankan.
Selain China dan Amerika Serikat, ada beberapa negara lain juga sedang menggarap teknologi hipersonik. Rusia dan Korea Utara sama-sama mengklaim telah berhasil meluncurkan uji coba rudal hipersonik.
Sementara itu, India, Jepang, Australia, Prancis dan Jerman sedang dalam proses mengembangkan senjata semacam itu. Hal ini berdasar pada sebuah laporan yang diterbitkan pada Agustus oleh US Congressional Research Service (CRS).
Laporan CRS mengatakan sejumlah negara lain, termasuk Iran, Israel, dan Korea Selatan juga telah melakukan penelitian dasar tentang aliran udara hipersonik dan sistem propulsi, tetapi mungkin tidak mengejar kemampuan senjata hipersonik saat ini.***