Ada Klasifikasi Baru dari Varian Delta Covid-19, Badan Kesehatan Inggris: Pandemi Belum Berakhir

- 24 Oktober 2021, 19:45 WIB
Ilustrasi varian Delta Covid-19.
Ilustrasi varian Delta Covid-19. /Pexels/Fusion Medical Animation.

PR DEPOK - Mutasi baru varian Delta Covid-19 dikabarkan kini telah diklasifikasikan sebagai Varian Dalam Penyelidikan (VUI).

Pengklasifikasi mutasi varian Delta Covid-19 ini terjadi di tengah kekhawatiran tingkat pertumbuhannya yang meningkat, dengan para ahli memperingatkan pandemi belum berakhir.

Menurut laporan, AY.4.2 yang dijuluki "Delta Plus" dan sekarang dinamai VUI-21OCT-01 oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah diperiksa lebih dalam pada beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Ikut Campur Urusan dalam Negeri Turki, Erdogan Minta 10 Dubes Dinyatakan Persona Non Grata

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Live Mint, Minggu 24 Oktober 2021, UKHSA menunjukkan bukti bahwa penyebaran mutasi varian Delta tersebut lebih cepat daripada varian Delta yang dominan.

Namun sejauh ini tampaknya VUI tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau membuat vaksin yang digunakan menjadi kurang efektif, jelas UKHSA.

"Sub-garis keturunan varian Delta yang dikenal sebagai Delta AY.4.2 ditetapkan sebagai VUI oleh kami pada 20 Oktober 2021 dan telah diberi nama resmi VUI-21OCT-01," kata mereka.

Dari beberapa bukti awal, UKHSA berpendapat VUI mungkin memiliki tingkat pertumbuhan yang meningkat di Inggris dibandingkan dengan Delta.

Baca Juga: West Ham vs Tottenham: Jadwal, Prediksi Susunan Pemain, dan Link Live Streaming

Akan tetapi, lanjut UKSHA, masih diperlukan lebih banyak bukti untuk mengetahui apakah ini karena perubahan perilaku virus atau kondisi epidemiologis.

Menurut statistik resmi, varian Delta asli yang pertama kali diidentifikasi di India tetap sangat dominan di Inggris telah mencapai sekitar 99,8 persen dari semua kasus.

Terdapat 15.120 kasus VUI-21OCT-01 baru yang dikonfirmasi oleh seluruh rangkaian genom di Inggris sejak pertama kali terdeteksi pada Juli lalu.

Pada pekan lalu, VUI-21OCT-01 menyumbang sekitar enam persen dari semua kasus Delta yang dikonfirmasi melalui sekuensing seluruh genom di sembilan wilayah Inggris.

Baca Juga: Bali United Kalah Atas Bhayangkara FC, Stefano Cugurra Beberkan Alasannya

"Namun, perubahan kecil mungkin cukup untuk menyebabkan perbedaan sifat virus dalam beberapa keadaan. UKHSA memantau ini dengan cermat," ujar UKHSA.

Kepala Eksekutif UKHSA, Dr Jenny Harries, mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan laboratorium dan epidemiologi untuk lebih memahami sifat-sifat varian ini.

“Virus sering bermutasi secara acak, dan tidak disangka varian baru akan terus muncul seiring pandemi berlangsung, terutama saat tingkat kasus tetap tinggi,” katanya.

“Ini adalah bukti ketekunan dan keahlian ilmiah rekan-rekan saya di UKHSA, dan kapasitas pengurutan genom yang dikembangkan melalui pandemi," tutur dia lagi.

Baca Juga: Ria Ricis Sering Tolak Syuting di Televisi, Adik Oki Setiana Dewi: Saat Ini Gencar di YouTube Sehari Tayang 6

"Bahwa varian baru ini telah diidentifikasi dan dianalisis dengan sangat cepat. Namun, itu harus menjadi bukti objektif bahwa pandemi ini belum berakhir," pungkasnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Live mint


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x