AS Tinjau Ulang Hubungan dengan Sudan Setelah Adanya Kudeta Militer kepada Pemerintah Transisi

- 26 Oktober 2021, 16:56 WIB
Jubir Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan akan mengevaluasi seluruh hubungan dengan Sudan terlebih usai adanya kudeta militer kepada pemerintah transisi.
Jubir Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan akan mengevaluasi seluruh hubungan dengan Sudan terlebih usai adanya kudeta militer kepada pemerintah transisi. /REUTERS/Kevin Lamarque.

PR DEPOK - Pemerintah AS telah mengumumkan akan menghentikan pemberian bantuan dana darurat kepada Sudan setelah adanya kudeta militer kepada pemerintah transisi.

Sebelumnya, militer Sudan membubarkan pemerintah transisi dan mengumumkan keadaan darurat setelah menangkap PM Abdalla Hamdok dan beberapa anggota kabinet, serta pejabat sipil.

"AS menghentikan bantuan Rp9,9 triliun dalam alokasi bantuan darurat dana dukungan ekonomi untuk Sudan," ujar Jubir Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

Baca Juga: Vincent Verhaag Akui Terharu dapat Pesan Menyentuh dari El Barack, Suami Jedar: Kayak Pernah Terluka

Lebih lanjut, Ned Price mengatakan pihaknya akan mengevaluasi 'seluruh hubungan' dengan Sudan kecuali mereka kembali ke 'jalur transisi' menuju demokrasi.

"Kami juga akan mengevaluasi langkah selanjutnya untuk program Sudan," katanya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Secara tegas, Ned Price menuturkan bahwa Washington sangat mengutuk atas tindakan kudeta militer Sudan terhadap pemerintah transisi.

“Penangkapan pejabat pemerintah sipil dan pemimpin politik lainnya, termasuk Perdana Menteri Hamdok, merusak transisi negara ke pemerintahan sipil yang demokratis,” katanya.

Baca Juga: Meski Penghasilan sebagai Pengusaha Bakso Lebih Besar, Dimas Ahmad Tetap Pilih Jadi Artis

Diketahui bersama, Abdalla Hamdok telah memimpin pemerintah transisi setelah jatuhnya pemimpin lama Omar al-Bashir saat protes massal pada 2019 silam.

Ned Price memperingatkan bahwa perkembangan terakhir di Sudan akan mempengaruhi hubungan bilateral antara Washington dan Khartum.

Sementara itu, utusan khusus AS untuk Tanduk Afrika, Jeffrey Feltman telah beremu dengan para pemimpin militer dan sipil Sudan selama akhir pekan kemarin.

Meski demikian, Ned Price membantah bahwa pemerintahan Joe Biden telah memiliki pengetahuan sebelumnya tentang pengambilalihan militer.

Baca Juga: Sudah Jadi Selebritis, Dimas Ahmad Beberkan Pengeluaran Bulanannya kepada Raffi Ahmad

"Lebih jelasnya kami tidak diberi tahu tentang itu. Jela, tindakan seperti ini adalah sesuatu yang akan ditentang AS dan sekarang sedang kami lakukan," kata dia tegas.

Lebih lanjut, Ned Price berpendapat bahwa pertemuan Feltman dengan pejabat Sudan adalah bagian dari perjalanan rutinnya ke wilayah tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah