PR DEPOK - Ponsel enam pekerja hak asasi Palestina di Tepi Barat yang dianeksasi Israel telah diretas menggunakan spyware Pegasus perusahaan teknologi Israel, NSO Group.
Temuan baru yang diungkapkan oleh Amnesty Internasional dan badan pengawas keamanan internet Citizen Lab ini mengikuti daftar hitam NSO Group pekan lalu oleh Departemen Perdagangan AS.
Sekadar informasi, NSO Group milik perusahaan swasta Israel tengah menghadapi tuduhan spyware yang menargetkan jurnalis, aktivis hak dan pejabat pemerintah di beberapa negara.
NSO Group, yang menyuarakan kekecewaan atas langkah AS, mengekspor produknya di bawah lisensi dari Kemenhan Israel dan mengatakan bahwa mereka hanya menjual ke badan-badan penegak hukum dan intelijen.
Bahkan NSO Group menegaskan bahwa pihaknya juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengekang penyalahgunaan.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Amnesty Internasional mengkonfirmasi secara independen bahwa Pegasus telah digunakan untuk meretas telepon para aktivis Palestina.
Temuan itu diungkapkan setelah Front Line Defenders, sebuah kelompok hak asasi internasional, mulai mengumpulkan data pada Oktober tentang dugaan peretasan.