Badan Khusus PBB Tuduh Bank Sentral Lebanon Menambah Beban Krisis Ekonomi

- 13 November 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi bendera Lebanon./
Ilustrasi bendera Lebanon./ /Pixabay/Jarono

"Bank Sentral Lebanon harus bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi," ujar perwakilan pelaporan badan khusus PBB itu.

Jumat lalu, De Schutter telah menyelesaikan misi 12 hari di Lebanon. Ia bertemu dengan pejabat, penduduk, dan ahli untuk menilai situasi kemiskinan negara itu.

Baca Juga: Terpilih Jadi Duta FFI 2021, Prilly Latuconsina Akui Rasa Bangga: Aku Bertemu...

Namun De Schutter mengatakan dirinya tidak dapat melakukan pertemuan dengan The Association of Banks in Lebanon (ABL), yang mewakili bank-bank komersial terkemuka di Lebanon.

"Saya meminta untuk bertemu dengan ABL, dan kami bernegosiasi selama berhari-hari. Dan kemudian dibatalkan pada menit terakhir oleh presiden ABL," ujar De Schutter.

Lebih jauh, sektor perbankan tidak hanya disalahkan karena menjerumuskan negara ke dalam krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi pada Agustus 2019 dan terus memburuk selama dua tahun.

Selain itu, mereka juga dituduh menghalangi upaya pemerintah untuk menyusun cetak biru reformasi keuangan yang kredibel yang merupakan prasyarat untuk membuka miliaran dolar dalam bantuan keuangan yang sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Tanggapi Kekerasan Seksual yang Terjadi di Kampus, Dian Sastrowardoyo: Sebabkan Ketidaknyamanan bagi Kita

De Schutter mengatakan hal ini menunjukkan pengaruh bank yang tidak proporsional terhadap sistem politik di Lebanon.

Bank komersial Lebanon menolak rencana penyelamatan pemerintah di masa lalu dengan alasan bahwa mereka akan merugikan sektor perbankan secara tidak adil.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x