Studi yang diterbitkan Rothman juga mengulas perubahan siklus karbon yang terjadi selama 540 juta tahun terakhir, termasuk punahnya lima kehidupan sebelumnya yang terjadi di Bumi.
Berdasarkan penelitian, Rothman menyebut Bumi akan berada di 'periode gelapnya' pada tahun 2100.
"Kondisi ini menyebabkan bencana di Bumi yang dapat berlangsung selama 10.000 tahun," ujarnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket.
Selain itu, para ilmuwan juga mulai mengkhawatirkan jumlah karbon yang ada di lautan sebagai dampak emisi gas rumah kaca yang lagi-lagi merupakan ulah manusia.
Kandungan karbon yang terlalu banyak di lautan membuat air laut terlalu asam dan tidak lagi ramah bagi berbagai spesies.
Manusia di abad 21 terlalu banyak melepaskan karbon ke atmosfer sehingga peristiwa geologis yang pernah terjadi di masa lalu kemungkinan akan terulang dalam waktu singkat.
"Ini masalah serius. Tetapi sata tidak tahu berapa lama lagi kita mencapai titik kritis yang akan memicu bencana dahsyat bagi ekosistem global," ujar Rotham.
Salah satu upaya untuk meminimalisir kehancuran tersebut yakni dengan mengendalikan manusia untuk tidak mencemari lingkungan dan menemukan cara untuk mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer.***