“Mengingat penampilan orang tua saya dan seperti apa di sekitar rumah saya adalah rutinitas bagi saya untuk waktu yang lama dalam hidup saya,” kata Li Jingwei kepada wartawan, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Oddity Central.
Ia menambahkan bahwa dia tidak pernah bisa mengingat nama desanya.
Li mengatakan bahwa butuh waktu untuk membiasakan diri dengan keluarga barunya dan itu menyakitkan setiap kali dia membaca artikel tentang pertemuan keluarga.
Akan tetapi ketika dia tumbuh dewasa, dia mulai fokus pada hal-hal seperti sekolah, kemudian bekerja dan menikah, dan memulai keluarganya sendiri. Tapi dia tidak pernah melupakan orang tua kandungnya.
Terinspirasi oleh kasus-kasus terkenal lainnya dari orang-orang yang bersatu kembali dengan keluarga mereka beberapa dekade setelah diculik, Li Jingwei memutuskan sudah waktunya untuk lebih fokus pada upayanya sendiri untuk menemukan orang tuanya.
Dia menyadari orang tuanya sendiri semakin tua dan dia mungkin tidak punya banyak waktu lagi untuk berhubungan kembali dengan mereka.
"Ketika saya melihat kisah Guo Gangtang, saya berpikir, 'Saya harus mencoba menemukan orang tua kandung saya'. Saya ingin melihat mereka ketika mereka masih hidup," kata Li.
“Saya menyadari bahwa saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi karena orang tua saya seharusnya semakin tua sekarang. Saya khawatir ketika saya mengetahui dari mana saya berasal, mereka mungkin telah meninggal,” tambahnya.