Serangan Tanpa Pandang Bulu di Idlib, Tewaskan Lagi 33 Jiwa Pagi Ini

- 28 Februari 2020, 11:27 WIB
PEJUANG Suriah yang didukung Turki menembakkan senapan yang dipasang truk ke kota Saraqib pada Rabu, 26 Februari 2020.*
PEJUANG Suriah yang didukung Turki menembakkan senapan yang dipasang truk ke kota Saraqib pada Rabu, 26 Februari 2020.* /Omar Haj Kadour / AFP/

PIKIRAN RAKYAT - Setidaknya ada 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah di Provinsi Barat Laut, Idlib.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Provinsi Tenggara Hatay pada Jumat pagi, 28 Februari 2020.

33 kematian para tentara pagi ini, menambah angka jumlah korban tewas sebelumnya. Bukan hanya itu, puluhan kematian yang terjadi setiap hari juga mengancam eskalasi konflik dan krisis bagi para pengungsi.

Kematian yang terjadi pagi ini adalah jumlah kematian terbesar di Turki dalam satu hari sejak ribuan tentara mulai dikirimkan ke Idlib beberapa pekan ke belakang.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Berkedok Undian Berhadiah PT Pertamina 

Serangan Pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia untuk merebut kubu pertahanan negara yang tengah dilanda perang itu merupakan tempat tinggal bagi 3 juta orang.

Dengan pemboman yang saling sahut setiap waktu, juga serangan darat yang tak henti-hentinya, hampir satu juta orang meninggalkan rumahnya untuk mengungsi di tempat yang lebih aman, mayoritas para pengungsi merupakan anak-anak.

Atas kondisi yang tengah terjadi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterrea menyebut eskalasi kekerasan ini sebagai "keprihatinan besar", pihak PBB mengimbau negara yang tengah berkonflik untu segera menyerukan gencatan senjata.

Tanpa adanya tindakan, lanjut Antonio, risiko eskalasi yang lebih besar akan terus tumbuh dalam hitungan jam.

Baca Juga: Pernyataan Sitti Hikmawatty tentang Hamil di Kolam Berenang Jadi Guyonan Netizen Internasional 

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mengklaim kondisi ini sebagai sebuah kondisi yang "sangat memprihatinkan", lantaran serangan kerap kali terjadi bahkan hingga menewaskan banyak jiwa.

Amerika Serikat dengan tegas menyerukan bahwa pihaknya akan mendukung sekutu mereka, yakni NATO Turki.

"Kami mendukung NATO Ally Turkey dan akan terus menyerukan agar (mereka. red) segera mengakhiri serangan tercela oleh Rezim Assad, Rusia, dan pasukan yang didukung Iran," kata seorang perwakilan Departemen Luar Negeri seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Depok.com dari Aljazeera.

Melalui juru bicaranya, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga mengutuk serangan udara tanpa hati dan 'tanpa pandang bulu' yang dilakukan oleh rezim Suriah dan pasukan Rusia.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Berkedok Undian Berhadiah PT Pertamina 

Gubernur provinsi tenggara Turki, Hatay, Rahmi Dogan sebelumnya mengumumkan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa 22 tentara tewas.

Setelah serangan itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pertemuan keamanan darurat dua jam di Ankara yang dihadiri oleh para menteri dan pejabat militer.

Mengandalkan beberapa gua yang ada, puluhan hingga ratusan warga Suriah berlindung di dalam sana demi menghindari serangan di Idlib.

Tentara Turki membalas penyerangan "tapa pandang bulu" itu dengan menembakan artileri ke sasaran pemerintah Suriah di Suriah.

Baca Juga: Demi Konten, Bintang TikTok ini Hampir Tewas setelah Terjebak di Bawah Danau Beku 

Turki Membuka Perbatasan Idlib

Untuk membuka perbatasan Idlib, Turki telah memutuskan untuk "menanggapi dengan baik" akan berbagai serangan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah.

Serangan terhadap pasukan Turki telah menyebabkan ketegangan hebat antara sekutu utama pemerintah Suriah, Rusia, dan Turki yang mendukung kelompok oposisi tertentu di Idlib.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya berjanji akan melancarkan operasi militer untuk mendorong kembali pasukan pemerintah Suriah jika mereka tidak mundur dari barisan pos pengamatan Turki pada akhir Februari.

Mata Timur Tengah juga melaporkan bahwa Turki akan membuka perbatasan Idlib-nya dan memungkinkan para pengungsi bebas masuk ke Eropa.

Baca Juga: 4 Jurus Disnaker Depok untuk Tekan Angka Pengangguran 

Hingga kini, Turki telah menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah dan khawatir akan lonjakan pengungsi jika konflik terus terjadi.

"Turki merasa bahwa mereka sedang berjuang melawan ini sendiri sambil mempertimbangkan apa yang sedang dilakukan sebagai upaya untuk mengakhiri kemanusiaan di Idlib," tutur dia.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x