Diberi Sanksi oleh AS, Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal Balistik untuk Ketiga Kalinya dalam Sebulan

- 15 Januari 2022, 09:58 WIB
Ilustrasi - Meskipun diberikan sanksi oleh AS atas uji coba rudalnya, Korea Utara melakukan uji coba lagi yang ketiga kalinya dalam 1 bulan.
Ilustrasi - Meskipun diberikan sanksi oleh AS atas uji coba rudalnya, Korea Utara melakukan uji coba lagi yang ketiga kalinya dalam 1 bulan. /Pixabay./

PR DEPOK – Korea Utara kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek dalam peluncuran senjata ketiganya bulan ini pada Jumat, 14 Januari 2022.

Peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara itu bertentangan dengan sanksi baru yang diterapkan AS terhadap negara tersebut.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal itu datang dari daerah pedalaman di provinsi Pyongan Utara sebelah barat.

Kantor Perdana Menteri Jepang dan Kementerian Pertahanan juga mendeteksi peluncuran rudal balistik dari Korea Utara tersebut.

Baca Juga: Cerai dari Kalina Oktarani, Vicky Prasetyo: Aku yang Bertanggung Jawab atas Situasi Ini

Sementara itu, penjaga pantai Jepang mendesak kapal-kapal untuk memperhatikan benda-benda yang jatuh.

Beberapa jam sebelumnya, Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang mengecam pemerintahan Biden atas sanksi yang diberlakukan.

Mereka menyebut pemerintahan Biden seperti gangster dan memperingatkan tindakan yang lebih kuat dan lebih eksplisit jika Washington mempertahankan sikap konfrontatifnya.

Sanksi tersebut menargetkan lima warga Korea Utara atas peran mereka dalam memperoleh peralatan dan teknologi untuk program rudal Korea Utara. Washington juga mengatakan akan mencari sanksi baru PBB.

Baca Juga: Link Nonton Bulgasal Immortal Souls Episode 9, Min Sang Un Akhirnya Tahu Salah Satu Rahasia Terbesar

Uji coba peluncuran rudal hipersonik sebelumnya diawasi oleh pemimpin Kim Jong Un, yang mengatakan itu akan sangat meningkatkan pencegah perang nuklir negaranya.

Korea Utara telah meningkatkan uji coba rudal baru yang berpotensi berkemampuan nuklir yang dirancang untuk membanjiri pertahanan rudal di wilayah tersebut.

Beberapa ahli mengatakan Kim akan kembali ke teknik itu untuk menekan dunia dengan peluncuran rudal dan ancaman sebelum menawarkan negosiasi.

Sebelumnya, Kim memprakarsai diplomasi dengan mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2018 dalam upaya untuk memanfaatkan nuklirnya untuk keuntungan ekonomi.

Baca Juga: Ria Ricis Akui Lebih Suka Beli Tanah Dibanding Mobil Mewah: Lebih Nikmat

Tetapi negosiasi itu gagal setelah pertemuan puncak kedua Kim dengan Trump pada 2019, ketika Amerika menolak tuntutannya untuk pencabutan sanksi besar dengan imbalan penyerahan sebagian kemampuan nuklir Korea Utara.

Kim sejak itu berjanji untuk lebih memperluas persenjataan nuklir dengan jelas sebagai jaminan terkuatnya untuk bertahan hidup.

Meskipun demikian, ekonomi negara itu mengalami kemunduran besar setelah menutup perbatasannya selama pandemi serta sanksi yang dipimpin AS.

Pemerintahnya sejauh ini menolak tawaran terbuka pemerintah Biden untuk melanjutkan pembicaraan.

Baca Juga: PNM Resmi Miliki Susunan Direksi Baru

Mereka mengatakan Washington harus meninggalkan kebijakan bermusuha' terlebih dahulu, istilah yang digunakan Pyongyang untuk menggambarkan sanksi dan latihan militer bersama AS-Korea Selatan.

Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, mengatakan Korea Utara tampaknya memberi isyarat bahwa itu tidak akan diabaikan dan akan menanggapi tekanan dengan tekanan.

"Korea Utara sedang mencoba menjebak pemerintahan Biden," kata Easley.

"Ini telah mengantrikan rudal yang ingin tetap diuji dan menanggapi tekanan AS dengan provokasi tambahan dalam upaya untuk memeras konsesi," tambahnya.

Baca Juga: Link Nonton Snowdrop Episode 10, Siapa yang akan Selamat dari Ledakan?

Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya membela peluncuran itu sebagai latihan bela diri yang benar.

Juru bicara itu mengatakan sanksi baru menggarisbawahi niat AS yang bermusuhan yang bertujuan untuk mengisolasi dan mencekik Korea Utara.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah