Konflik Ukraina dan Rusia Semakin Memanas, Joe Biden Yakin Vladimir Putin Tak Ingin Perang

- 20 Januari 2022, 15:40 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Kevin Lamarks

PR DEPOK - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak begitu yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan perang besar-besaran di Ukraina.

Namun jika Rusia bergerak maju dengan menyerang Ukraina, maka menurut Biden, Vladimir Putin akan membayar 'harga yang mahal'.

Joe Biden yang berbicara saat konferensi pers untuk menandai peringatan satu tahunnya percaya bahwa Rusia tengah bersiap untuk mengambil tindakan terhadap Ukraina.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Sudah Siapkan Nama Anak, Denny Darko: Kita akan Lumayan Terkejut

Meskipun demikian, Joe Biden tidak berpikir bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan akhir.

"Saya tidak begitu yakin bahwa dia (Putin) akan melakukannya," kata Joe Biden sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari India Today pada Kamis, 20 Januari 2022.

Dengan pembicaraan yang semakin kritis, Amerika Serikat dan Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengalah terhadap permasalahan Ukraina.

Baca Juga: Sinopsis Film American Ultra: Misi Agen CIA Melindungi Warga dari Program Ultra Wiseman

Dalam suasana yang mencekam ini menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan akan invasi Rusia dan perang baru di Eropa.

Menteri Luar Negeri AMerika Serikat Antony Blinken menuduh Rusia berencana untuk memperkuat lebih dari 100.000 tentara yang telah dikerahkan di sepanjang perbatasan Ukraina.

Blinken tidak merinci, tetapi Rusia telah mengirim sejumlah pasukan yang tidak diketahui jumlahnya dari timur jauh negara itu ke sekutunya Belarusia yang juga berbatasan dengan Ukraina untuk melakukan latihan perang bulan depan.

Baca Juga: Ali Syarief Sindir Arteria Dahlan Soal Bahasa Sunda: Harus Bangga, Ajari Anak-anak Menguasai Berbagai Bahasa

Sementara itu, Ukraina mengatakan pihaknya siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dan akan bertahan menghadapi segala sesuatu yang menghadang.

Kunjungan Blinken ke ibu kota Ukraina itu dilakukan dua hari sebelum dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Jenewa.

Hal itu mengikuti serangkaian pembicaraan yang gagal dan tidak menyakinkan dalam meredakan ketengangan yang semain meningkat.

Baca Juga: Cabuli Murid Usia 12-15 Tahun, Seorang Guru Tari di Malang Diciduk Pihak Kepolisian

Aktivitas militer Rusia telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi Amerika Serikat belum menyimpulkan apakah Vladimir Putin berencana untuk menyerang atau unjuk kekuatan dimaksudkan untuk memeras konsesi keamanan tanpa konflik yang sebenarnya.

Seorang diplomat ternama Rusia mengatakan Moskow tidak akan mundur dan secara resmi melarang Ukraina bergabung dengan NATO dan mengurangi kehadiran militer Amerika Serikat dan aliansi di Eropa Timur.

Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan Moskow tidak berniat menginvasi Ukraina tetapi tuntutannya untuk jaminan keamanan tidak dapat dinegosiasikan.

Baca Juga: Soal Ucapan Arteria Dahlan, Ono Surono: Tidak Perlu Kajati Diganti Hanya Gara-gara Pakai Bahasa Sunda

Di lain sisi, Blinken mendesak negara-negara Barat untuk tetap bersatu dalam menghadapi agresi Rusia.

Dia juga meyakinkan pemimpin Ukraina dukungan NATO sambil menyerukan Ukraina untuk berdiri kuat.

Blinken mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bahwa Amerika Serikat dan sekutunya teguh dalam mendukung negaranya dan aspirasi demokrasinya melawan upaya Rusia untuk menghasut perpecahan dan perselisihan melalui agresi.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah