Akibat Virus Corona, Gajah di Thailand Hadapi Krisis

- 1 April 2020, 07:43 WIB
Gajah sumatera liar yang sudah dipasangi kalung GPS di Provinsi Riau.***
Gajah sumatera liar yang sudah dipasangi kalung GPS di Provinsi Riau.*** /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi virus corona hingga kini masih membuat penduduk dunia khawatir.

Selain itu, pandemi virus corona telah melumpuhkan berbagai sektor dalam kehidupan manusia, baik itu ekonomi, pariwisata, transportasi dan masih banyak lagi.

Bukan hanya di Indonesia, pemerintah luar negeri pun harus menerapkan beberapa kebijakan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona yang semakin luas.

Baca Juga: Seorang Perempuan Berstatus ODP Virus Corona yang Kabur dari Rumah Diamankan Petugas

Salah satu dampak dari virus corona yakni membuat sektor pariwisata harus ditutup sementara.

Dampak pandemi virus corona ini bukan hanya dirasakan oleh manusia, tetapi sejumlah hewan yang berada di tempat pariwisata menjadi salah satu yang terdampak akibat hantaman pandemi virus corona ini.

Binatang berbelalai yang biasa dipekerjakan di sektor wisata itu harus menghadapi kelaparan dengan kaki terantai berjam-jam.

Baca Juga: PSBB Resmi Jadi Langkah Jokowi Cegah Penularan Virus Corona, Berikut Ini Penjelasannya

Menurut New York Times, sepinya wisatawan mancanegara akibat virus corona ini membuat sejumlah kawasan wisata konservasi gajah ditutup.

Gajah-gajah itu terancam kembali kepada kehidupan lampau mereka yakni mengemis dan diperbantukan dalam operasi pencurian kayu di hutan.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari AFP di utara Thailand, 85 taman wisata atau pusat gajah untuk sementara waktu menghentikan operasi karena kurangnya pengunjung menurut Borpit Chailert, General Manager Taman Gajah Maetaeng yang berlokasi di utara Kota Chiang Mai.

Baca Juga: Rincian 6 Program Jokowi Hadapi Corona, dari Listrik Gratis hingga Keringanan Kredit

Gajah tersebut bisa menghabiskan 300 kg atau 660 pon makanan per hari yang dibutuhkan gajah tawanan untuk bertahan hidup.

Menurut seorang pawang gajah di suatu penangkaran di Chaiang Mai, Kosin mengatakan bahwa saat ini kondisi gajah harus kelaparan karena tidak mampu untuk membeli makanan.

"Bos saya melakukan apa yang dia bisa, tetapi kita tidak punya uang," kata Kosin.

Baca Juga: DPR Usulkan PLN Beri Insentif ke Pelanggan Selama Tanggap Darurat

Chiang Mai merupakan pusat wisata utara Thailand, sebuah daerah perbukitan yang dikelilingi oleh kamp-kamp gajah dan tempat-tempat suci.

"Sekitar 2.000 gajah saat ini menganggur karena virus corona dan telah menghancurkan industri pariwisata Thailand," ujar Theerapat Trungprakan, presiden Asosiasi Aliansi Gajah Thailand.

Makanan untuk gajah menjadi terbatas karena faktor ekonomi yang terhambat.

Baca Juga: Seorang ODP Asal Tebet Kabur dari Rumah Diduga Stres

"Kurangnya uang tunai membatasi makanan berserat yang tersedia untuk gajah, yang akan memiliki efek fisik," terangnya.

Bahkan, dampak lain juga ikut dirasakan oleh seorang pawang itu sendiri, dimana mereka mendapatkan penurunan upah hingga 70 persen.

Pengunjung Tiongkok, yang merupakan mayoritas dari 40 juta turis Thailand, anjlok lebih dari 80 persen pada Februari ketika Tiongkok mengunci kota-kota yang dilanda virus itu dan melarang perjalanan luar.

Baca Juga: Update Corona di Indonesia Selasa 31 Maret: 1.528 Positif, 81 Orang Sembuh, 136 Meninggal

Salah satu pemilik Taman Alam Gajah, Saengduean Chailert mengatakan pihaknya telah mengorganisir dana untuk memberi makan gajah.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x