Fujifilm Mulai Uji Coba Obat Flu di Jepang untuk Tangani Virus Corona

- 2 April 2020, 21:26 WIB
FUJIFILM di Jepang mulai melakukan uji coba Avigan.*
FUJIFILM di Jepang mulai melakukan uji coba Avigan.* /KAZUHIRO NOGI/AFP

PIKIRAN RAKYAT - Perusahaan Fujifilm Jepang telah memulai uji klinis untuk menguji efektivitas obat anti flu Avigan.

Uji coab ini berdasarkan hasil laporan yang menjanjikan dari Tiongkok dalam merawat pasien dengan virus corona baru.

Uji coba tersebut menunjukkan bahwa obat flu Avigan dapat berperan dalam mempersingkat waktu pemulihan bagi pasien yang terinfeksi virus corona.

"Uji coba akan dilakukan pada 100 pasien sampai akhir Juni," kata juru bicara perusahaan kepada AFP pada Rabu, 1 April 2020.

Baca Juga: Usai Minta Bantuan Anies Baswedan, Wakil Wali Kota Depok Jemput APD dari Instansi Lain 

"Kami akan mengumpulkan data, menganalisisnya, dan mengajukan persetujuan setelah itu," ucapnya.

Obat flu itu akan diberikan selama maksimal 14 hari untuk pasien virus corona berusia antara 20 dan 74 tahun yang juga menderita pneumonia ringan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari situs Asia Times, dilaporkan bahwa studi terhadap obat Avigan akan mengecualikan wanita hamil karena melihat efek samping yang ditunjukkan dalam pengujian pada hewan.

Pengujian obat Avigan fase tiga dilakukan setelah Perdana Menteri Shinzo Abe, mengatakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2020.

Baca Juga: Kini Pembelian Masker di Depok Harus Sertakan Surat dari RT/RW 

Pemerintah akan memulai proses yang perlu secara resmi menyetuju obat Avigan sebagai pengobatan terhadap pasien virus corona baru.

Tiongkok dilaporkan telah menyelesaikan uji klinis favipiravir, bahan utama dalam Avigan, kata kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi negara itu bulan lalu.

Pengobatan menggunakan hidroklorokuin dan klorokuin untuk mengobati malaria telah menunjukkan harapan pemulihan awal terhadap penyakit virus corona dalam studi awal di Prancis dan Tiongkok.

Tetapi para ahli mendesak supaya uji coba yang lebih besar agar hasilnya bisa menguji efektivitasnya.

Peneliti medis di seluruh dunia juga bekerja untuk menemukan vaksin virus tersebut, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 42.000 orang di seluruh dunia.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x