"Kami memprioritaskan keseharian daripada kebebasan," kata Prayuth, seorang mantan jenderal militer yang merebut kekuasaan dengan kudeta tahun 2014 dan dipilih kembali sebagai perdana menteri sipil setelah pemilihan umum yang disengketakan lebih dari setahun lalu.
"Kita mungkin tidak merasa senyaman sebelumnya, tetapi kita semua perlu beradaptasi untuk bertahan hidup dan memiliki tanggung jawab sosial, sehingga kita bisa melewati krisis ini," katanya.
Prayuth juga mengatakan dia akan memastikan rumah sakit mendapatkan pasokan medis yang mereka butuhkan untuk membantu para tenaga medis melawan "musuh yang tak terlihat".
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Prayuth juga meminta semua warga Thailand yang berada di luar negeri untuk menunda kembali ke Thailand, sampai 15 April 2020, sebagai upaya menghentikan kasus virus corona.
Baca Juga: Cek Fakta: Miliarder Dikabarkan Bunuh Diri karena Keluarganya Positif Corona
Sejak 1 Maret, Thailand menutup semua penyeberangan perbatasan untuk semua orang kecuali warga negara Thailand, diplomat dan keluarga mereka, serta orang asing dengan izin yang memungkinkan mereka bekerja di Thailand.
Angka terbaru WHO, menunjukkan 2.258 kasus dengan 27 kematian di Thailand.***