Berkat Corona, Perusahaan Robot Pelayan Pasien di Tiongkok Kebanjiran Pesanan

- 14 April 2020, 13:18 WIB
KEENON Robot sedang membawa barang-barang untuk diberikan pada manusia.*
KEENON Robot sedang membawa barang-barang untuk diberikan pada manusia.* /Asia Nikkei/

PIKIRAN RAKYAT - Negara dengan kasus virus corona yang terlampau banyak mengaku kekurangan tenaga medis untuk merawat pasien. Di Italia, para tenaga medis bahkan kerja hampir 10 jam perhari.

Tiongkok sebagai negara pertama yang menemukan virus corona jenis SARS-CoV-2 itu mengandalkan teknologi robotik untuk membantu tenaga medis.

Selain meringankan beban para tenaga medis di rumah sakit, robot dimanfaatkan menjadi salah salah satu alat pemutus mata rantai virus corona.

Hal tersebut karena dengan bantuan robot, pasien positif dengan tenaga medis tidak akan melakukan kontak langsung

Baca Juga: Tio Pakusadewo Ditangkap karena Narkoba, Mengulang Cerita 3 Tahun Lalu 

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Asia Nikkei, sebuah hotel di Shanghai yang bertugas merawat pasien COVID-19 memiliki pelayanan berteknologi robotik.

Seorang staf akan menempatkan makanan dalam kemasan ke pelayan robot dan memasukkan nomor kamar ruangan di mana pasien berada, setelah itu, robot kemudian secara otomatis menuju kamar.

Robot tersebut juga dapat berbicara, kalimat yang ia katakan akan muncul di layar. Dia akan menyambut dan melayani pasiennya dengan sangat ramah.

Di Tiongkok, sejak pandemi virus corona melanda, permintaan robot pelayan dalam negeri memang meningkat drastis.

Sebab, robot operator restoran dan hotel menavigasi kekurangan staf dan risiko infeksi.

Baca Juga: PSBB Depok, Berikut Prokotol bagi Perusahaan untuk Karyawan yang Tetap Bekerja 

LAYANAN pesan antar makanan di Tiongkok.*
LAYANAN pesan antar makanan di Tiongkok.*

Robot yang digunakan oleh hotel di Shanghai dikembangkan oleh Keenon Robotics yang telah beroperasi pada tahun 2010 silam.

Produk-produk startup dilengkapi dengan sensor canggih yang memungkinkan mereka bermanuver dengan aman di sekitar orang, bahkan tanpa adanya hambatan.
Robot buatan mereka telah digunakan di sekitar 400 hotel dan Rumah Sakit di Tiongkok.

Sejak virus corona mulai menyebar luas pada akhir Januari, Keenon telah mengirim sekitar 100 unit robot ke fasilitas medis di Provinsi Hubei dan di tempat lain.

"Kami menjual sekitar 3.000 unit pada tahun 2019, tetapi permintaan di antara rumah sakit telah melonjak pada tahun 2020 dan kami bertujuan untuk mencapai 10.000 unit," kata seorang juru bicara perusahaan.

Baca Juga: Depok Terapkan PSBB, Jam Operasional Pasar Tradisional hingga Modern Dibatasi 

Keenon bermitra dengan operator aplikasi pengiriman makanan Meituan Dianping untuk berekspansi ke restoran. Robot masing-masing dihargai sekitar 58.000 yuan atau setara Rp 129 juta.

"Terjangkau tidak hanya untuk perusahaan besar tetapi juga untuk restoran," kata juru bicara Keenon.

Perusahaan tentu dapat menghemat uang bisnis dalam jangka panjang karena robot tersebut dapat melayani 300 hingga 450 makanan sehari, jauh lebih banyak daripada pelayanan oleh manusia.

Perusahaan besar juga mencoba peruntungan mereka di bidang robot. Siasun Robot & Automation menyumbangkan robot pengiriman makanan dan obat-obatan ke rumah sakit di provinsi asal Liaoning pada bulan Februari.

Baca Juga: Polisi di India Diserang Orang Tak Dikenal saat Berpatroli Lockdown 

Raksasa e-commerce JD.com mengerahkan kendaraan pengiriman otonom ke Wuhan, pusat penyebaran untuk mendistribusikan pasokan medis dan kebutuhan sehari-hari.

Sebelumnya, teknologi robot hanya ditemukan di tempat tertentu seperti di pabrik dan gudang. Tetapi kini mereka mulai menyebar ke ruang-ruang dengan lalu lintas manusia yang sibuk.

Berkat kemajuan teknologi otonom seperti yang digunakan oleh mobil self-driving dan lonjakan minat dari wabah virus corona, Huazhu Group.

Perusahaan tersebut dapat memperoleh sekitar 90% dari 6.000 hotelnya yang kembali beroperasi pada Februari berkat robot pengiriman dari Yunji Technology.

Baca Juga: Beda Pendapat dengan Donald Trump, Penasehat Kesehatan Anthony Fauci Dikabarkan Dipecat 

Tiongkok telah menjadi salah satu pengguna robot paling agresif di seluruh dunia.

Chinese Institute of Electronics memproyeksikan bahwa penjualan robot layanan Tiongkok akan melonjak 33% pada 2019 menjadi 2,2 miliar dolar, tumbuh lebih dari dua kali lebih cepat dari penjualan di seluruh dunia.

Hampir setengah dari robot yang dijual di Tiongkok masuk ke rumah tangga dalam bentuk penyedot debu dan perangkat lain, sementara robot yang digunakan oleh pihak medis dan ritel masing-masing menyumbang kurang dari 30% total penjualan.

"Permintaan akan meningkat lebih jauh" terutama di bidang yang muncul, kata Hao Yucheng dari Aliansi Industri Robot Tiongkok.

Baca Juga: Depok Terapkan PSBB, Jam Operasional Pasar Tradisional hingga Modern Dibatasi 

Peningkatan robotika sebagian didorong oleh lonjakan biaya tenaga kerja. Menurut Biro Statistik Nasional, upah tahunan rata-rata di Tiongkok meningkat 60% dalam lima tahun menjadi 82.413 yuan atau setara Rp 182 juta pada 2018.

Negara-negara Asia lainnya juga kemungkinan memiliki permintaan robot yang meningkat ketika upah buruh terus mengalami kenaikan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia Nikkei


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x