Situasi Kemanusiaan Memburuk, AS Minta Korea Utara Fokus Penuhi Kebutuhan Rakyat dan Hentikan Uji Coba Nuklir

- 8 Februari 2022, 11:56 WIB
AS minta Korea Utara penuhi kebutuhan rakyat dan hentikan uji coba nuklir, seiring dengan situasi kemanusiaan makin buruk.
AS minta Korea Utara penuhi kebutuhan rakyat dan hentikan uji coba nuklir, seiring dengan situasi kemanusiaan makin buruk. /REUTERS/

PR DEPOK - Korea Utara sedang giat melakukan uji coba program nuklir dan rudal balistik, meski Amerika Serikat (AS) terus meminta hal itu dihentikan.

Secara jelas, Amerika Serikat meminta program nuklir dan rudal balistik itu dibatalkan, bahkan menyarankan Korea Utara untuk memprioritaskan kebutuhan rakyat sendiri yang dalam situasi buruk tentang kemanusiaan.

Namun begitu, Rusia dan China malah menyalahkan AS atas sanksi yang dianggap menambah buruk situasi kemanusiaan itu.

Baca Juga: Warga Tewas Kejeblos Kali Ciliwung, PSI Sentil Anies Baswedan Tak Bijaksana Soal Anggaran Rp400 Triliun

Dalam sanksi PBB sejak 2006, Korea Utara dikenal dengan nama resmi Republik Rakyat Demokratik Korea.

“Kami menyerukan DPRK untuk menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan rakyat sendiri dengan menghormati hak asasi manusia, mengakhiri program WMD (senjata pemusnah massal) dan misil balistik yang melanggar hukum, dan memprioritaskan kebutuhan rakyat Korea Utara yang rentan, " jelas Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari NDTV.

Menolak pernyataan wakil AS, Rusia dan China berupaya mencari cara untuk meringankan sanksi PBB terhadap Korea Utara, yang disebut untuk perbaikan situasi kemanusiaan yang terjadi di sana.

Baca Juga: Berikut Jadwal dan Cara Pendaftaran Akun LTMPT Untuk SNMPTN dan SBMPTN 2022, Segera Login di ltmp.ac.id

Dimulai dari wakil Rusia di PBB, Dmitry Polyanskiy yang meminta badan tertinggi dunia itu untuk memikirkan warga sipil yang terus menderita di Korea Utara.

"Jika dewan memikirkan warga Korea biasa dan bukan hanya geopolitik, maka proposal ini memerlukan dukungan," kata Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy kepada dewan.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x