PIKIRAN RAKYAT - Hampir 1.000 perempuan terbunuh di Meksiko dalam tiga bulan pertama 2020. Menurut data pemerintah Meksiko, lonjakan tingkat kekerasan itu terjadi karena turut dipicu aturan karantina semasa pandemi virus corona.
Para pegiat menyebut, angka itu telah menempatkan perempuan dalam bahaya ganda. Angka itu 8 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2019.
"Pandemi paling mematikan bagi wanita di negara kami. Hal yang lebih mematikan dari virus corona adalah kekerasan terhadap peremuan," kata anggota kongres meksiko Martha Tagle dari partai oposisi Partai Gerakan Warga.
Baca Juga: Washington-Beijing Perang Tudingan Soal Corona, Donald Trump: Kami Tidak Suka Tiongkok
"Hari ini, kekerasan adalah ancaman terbesar bagi semua hak asasi perempuan yang telah kita akui dengan upaya besar," katanya kepada Thomson Reuters Foundation sebagaimana dilaporkan Antara.
Sekira 14.000 kasus positif virus corona telah dikonfirmasi di Meksiko. Lebih dari 1.300 kematian terjadi meski tingkat pengujian rendah. Dari kematian akibat virus corona itu, 420 di antaranya adalah perempuan.
Pemerintah Meksiko melaporkan, setidaknya 720 perempuan dibunuh pada kuartal pertama tahun ini dan 244 perempuan adalah korban pembunuhan yang berbasis kebencian terhadap jenis kelamin tertentu.
Baca Juga: PSBB Surabaya, Kantor yang Tak Liburkan Karyawan Akan Dikenai Sanksi
Setahun lalu, setidaknya 890 wanita dibunuh di Meksiko. Kekerasan berbasis gender tersebar luas di negara Amerika Latin.