Bahaya, Ilmuwan Ungkap Dampak Polusi Limbah Kimia dan Plastik dalam 70 Tahun Terakhir

- 15 Februari 2022, 16:46 WIB
Ilustrasi. Ilmuwan mengungkapkan dampak bahaya limbah kimia dan plastik di Bumi dalam kurun waktu 70 tahun terakhir.
Ilustrasi. Ilmuwan mengungkapkan dampak bahaya limbah kimia dan plastik di Bumi dalam kurun waktu 70 tahun terakhir. /Pixabay/stux./Pixabay/stux

PR DEPOK - Aliran limbah kimia dan plastik buatan manusia secara besar-besaran, telah melampaui batas aman bagi kehidupan dan Bumi ini.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Channel News Asia, pembatasan produksi saat ini nampaknya sangat dibutuhkan, demikian kesimpulan para ilmuwan untuk pertama kalinya terkait masalah limbah kimia dan plastik ini.

Diperkirakan ada sekitar 350.000 jenis bahan kimia yang diproduksi berbeda di pasar, dan dengan jumlah volume besar yang akan berdampak di lingkungan sekitar.

Baca Juga: Harga Tahu-Tempe Naik pada Maret 2022, Sandiago Uno: Jangan Sampai Berdampak pada Omzet Pelaku UMKM

"Dampak yang mulai kita lihat hari ini cukup besar untuk mempengaruhi fungsi penting planet Bumi dan sistemnya," kata Bethanie Carney Almroth, yang merupakan penulis studi terkemuka, dari University of Gothenburg.

Studi yang dilakukan oleh Pusat Ketahanan Stockholm, dilakukan menjelang pertemuan PBB di Nairobi pada akhir bulan, untuk mengatasi polusi plastik yang dibuang ke laut.

Seperti yang diketahui, limbah kimia dan plastik telah mempengaruhi keanekaragaman hayati, dan menambah tekanan pada ekosistem yang terdampak.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Nilai Pemakaman Vanessa Angel Tak Sesuai Kaidah Agama, Haji Faisal Murka: Saya Juga Paham Agama

Penggunaan Pestisida juga membunuh organisme hidup tanpa pandang bulu, dan sudah banyak plastik yang tertelan oleh makhluk hidup di Bumi ini.

"Beberapa bahan kimia mengganggu sistem hormon, mengganggu pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi satwa liar," ucap peneliti plastik, mikroplastik, dan polutan organik itu.

Sementara itu, para ilmuwan sekarang telah mendorong solusi yang lebih drastis, seperti pembatasan produksi, karena menurutnya proses daur ulang sejauh ini hanya menghasilkan hasil yang biasa-biasa saja.

Baca Juga: Cek Data DTKS Jateng Online Lewat caribdt.dinsos.jatengprov.go.id Pakai NIK KTP atau Nomor KK

"Apa yang kami coba katakan adalah mungkin kami harus mengatakan, 'cukup sudah'. Mungkin kami tidak bisa mentolerir lebih banyak lagi," ujar peneliti asal Swedia itu.

"Mungkin kita harus membatasi produksi, mungkin kita perlu mengatakan, kami tidak bisa memproduksi lebih dari ini," tuturnya lagi.

Selama beberapa tahun, Pusat Ketahanan Stockholm telah melakukan studi tentang "batas planet" di sembilan area yang memengaruhi stabilitas Bumi, seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan air tawar, dan lapisan ozon.

Baca Juga: 5 Karakter Ini Dirumorkan akan Tampil dalam Film 'Doctor Strange in the Multiverse of Madness'

Studi penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan, apakah umat manusia masih berada di "batas aman" atau batasnya sudah terlampaui dan mengancam masa depan planet ini.

"Kami baru mulai memahami skala besar, efek jangka panjang dari paparan ini, kita berbicara tentang 350.000 zat yang berbeda," ujar Bethanie Carney Almroth.

Sebagai informasi, limbah bahan kimia tersebut, sebagian besar dikembangkan dalam 70 tahun terakhir.

Baca Juga: Pernah Bermain di Kedua Klub, David Beckham Beri Tanggapan Jelang Laga PSG vs Real Madrid

"Kami tidak memiliki pengetahuan tentang sebagian besar dari mereka (bahan kimia), dalam hal berapa banyak yang diproduksi atau stabilitasnya, di lingkungan atau toksisitasnya," kata peneliti polutan organik itu.

Di sisi lain, REACH Uni Eropa, yang merupakan database paling komprehensif hanya mencakup sekitar 150.000 produk, dan akibatnya tim peneliti fokus pada apa yang diketahui.

Terlepas dari seberapa banyak upaya yang dilakukan selama fase produksi atau pengelolaan limbah, volume produksi bahan tersebut perlu dikurangkan.

Baca Juga: Penuhi Syarat ini Agar Jadi Penerima Set Top Box atau STB Gratis Bulan April, Begini Cara Daftarnya

"Semakin banyak Anda menghasilkan, semakin banyak Anda melepaskan (membuang limbah)," pungkasnya.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah