Sementata itu, Sevrin Schwan, CEO raksasa farmasi Roche juga ragu dengan target waktu yang diusulkan Donald Trump soal vaksin itu. Dia menyebutnya sebagai sesuatu yang ambisius.
Baca Juga: Astronom Temukan Lubang Hitam yang Sangat Dekat dengan Bumi
"Saya tidak ragu karena begitu banyak perusahaan yang meneliti vaksin secara paralel dan seperti yang kita lihat, kolaborasi hebat dengan pemerintah, termasuk FDA (BPOM Amerika Serikat), kita sebenarnya dapat mempercepat persetujuan vaksin," katanya.
"Namun tetap, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita mendapat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan," tutur dia.
Terkait penggunaan obat atau antivirus lainnya dalam pengobatan virus corona, Fisher menyebut hal itu masih jauh dari mujarab.
Menurut dia, pertahanan terbaik terhadap Covid-19 adalah vaksin yang akan membuat publik imun.
Baca Juga: Puncak Virus Corona Kota Depok Mundur Juni Imbas PSBB Tak Efektif, Swab Massal Segera Eksekusi
Berdasarkan uji klinis awal oleh Gilead Sciences, antivirus remdesivir menjanjikan karena dapat mempersingkat waktu pemulihan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Selain itu, Amerika Serikat telah memberikan izin penggunaan remdesivir untuk obat virus corona.
Akan tetapi menurut Fisher, informasi mengenai remdesivir itu belum terbukti kebenarannya.