Terdampar di Lautan Selama 2 Bulan, Empat Orang di Kapal Royal Caribbean Pilih Akhiri Hidup

- 13 Mei 2020, 12:31 WIB
KAPAL pesiar Mariner of the Seas milik Royal Caribbean.*
KAPAL pesiar Mariner of the Seas milik Royal Caribbean.* /New York Post/

PIKIRAN RAKYAT - Dalam 10 hari terakhir setidaknya sebanyak empat pekerja di kapal pesiar yang terdampar di laut dikabarkan tewas, namun bukan akibat virus corona.

Dengan dibatalkannya perjalanan pelayaran dan lebih dari 70.000 pekerja terdampar di kapal-kapal di perairan Amerika Serikat (AS), beberapa pekerja lebih memilih bunuh diri.

Dilansir New York Post, seorang pria dikabarkan meninggal akibat bunuh diri di Karnaval Breeze pada Sabtu 9 Mei 2020, ketika pria itu pergi dari Bahama ke Eropa dalam perjalanan untuk memulangkan krunya.

Kemudian di hari berikutnya, seorang wanita asal Ukraina berusia 39 tahun meninggal dengan cara melompat ke laut lepas.

Baca Juga: Anak Paus Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Banten, Dugaan Kuat Akibat Cuaca Buruk 

Juru bicara perusahaan mengatakan bahwa pada minggu yang sama seorang pekerja dikabarkan meninggal karena "sebab alami" di Mariner of the Seas di Royal Caribbean.

Rentetan kematian dimulai pada 2 Mei, ketika seorang anggota kru meninggal setelah terjatuh ke laut lepas di Jewel of the Seas milik Royal Caribbean.

Sementara itu, sebanyak 14 anggota kru melakukan mogok makan setelah terdampar sejak 13 Maret di kapal lain milik Royal Caribbean, yakni Navigator of the Seas.

"Pada saat ini, kami merasa bahwa kami semua adalah sandera. Perusahaan perlu memahami bahwa kami bukan kotak makanan yang bisa dipindahkan," kata seorang awak kapal, yang berlabuh di Miami.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Muncul, Wuhan Rencanakan Pengujian Ulang untuk 11 Juta Penduduk 

Industri pelayaran dihantam dengan perintah larangan berlayar pada 13 Maret dan sementara penumpang telah turun, banyak pekerja tetap terjebak di kapal.

Ada lebih dari 100 kapal yang berada di perairan AS membawa lebih dari 70.000 awak kapal, kata Penjaga Pantai AS.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah membuat pedoman khusus untuk memulangkan awak kapal yang tidak menunjukkan gejala.

Badan tersebut mengatakan bahwa pekerja hanya boleh diizinkan turun jika mereka dapat diangkut dengan pesawat sewaan khusus yang diatur oleh jalur pelayaran atau melalui kendaraan pribadi.

Baca Juga: Rompi 'Koruptur' hingga Denda Rp 250.000, Denda yang Akan Diberikan kepada Pelanggar PSBB Jakarta 

Ryan Driscoll, seseorang yang turut terdampar mengatakan kepada CB bahwa dirinya telah mendekam di atas kapal pesiar tersebut selama lebih dari 60 hari dan ia mengatakan seperti berada di dalam penjara.

"Fakta bahwa mereka tidak akan melepaskan kami, tentu sangat membuat frustasi, menjengkelkan. Terutama untuk kapal yang memiliki awak yang sudah dikarantina selama lebih dari 14 hari yang tidak memiliki kasus Covid-19," kata Driscoll.

"Kami hanya terjebak di sini. Terkadang terasa seperti di penjara. Saya ingin pulang, saya ingin melihat keluarga saya," ucapnya.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x