Diludahi Orang Tak Dikenal, Seorang Petugas Tiket Kereta Api Meninggal karena Virus Corona

- 13 Mei 2020, 14:55 WIB
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay/fernandozhiminaicela

PIKIRAN RAKYAT - Seorang petugas tiket kereta api di Inggris meninggal usai diludahi oleh seorang warga yang mengaku terinfeksi Virus Corona.

Warga yang tak dikenal identitasnya itu batuk-batuk dan meludahi petugas tiket tersebut saat dia bertugas di stasiun Victoria, London, pada Maret lalu.

Petugas tiket kereta api tersebut bernama Belly Mujinga (47) ini sedang bekerja dengan seorang koleganya, dia bekerja untuk Govia Thameslink Rilway (GTR) di stasiun Victoria pada 22 Maret lalu ketika seseorang tak dikenal menyerang mereka.

Baca Juga: Terdampar di Lautan Selama 2 Bulan, Empat Orang di Kapal Royal Caribbean Pilih Akhiri Hidup

Dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari CNN pada Rabu, 13 Mei 2020, menurut Asosiasi Staf Transportasi Bergaji (TSSA) dalam pernyataannya pada Selasa, 12 Mei 2020, warga yang tidak diketahui identitasnya itu tiba-tiba batuk-batuk dan meludah ke arah Mujinga dan koleganya sambil mengatakan dirinya terinfeksi virus corona.

Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian transportasi Inggris, dalam sebuah pernyataannya mengatakan bahwa penyelidikan atas insiden tersebut telah dilakukan.

TSSA menyatakan bahwa Mujinga dan koleganya jatuh sakit dan dinyatakan terinfeksi covid-19 beberapa hari setelah penyerangan itu.

Baca Juga: Rompi 'Koruptur' hingga Denda Rp 250.000, Denda yang Akan Diberikan kepada Pelanggar PSBB Jakarta

Pada 2 April 2020, atau 11 hari setelah insiden tersebut, Mujinga di bawa ke Rumah Sakit Barnet, London Utara dengan menggunakan ambulans dan memakai ventilator.

“Belly meninggal pada 5 April 2020, 14 hari setelah dia diserang di stasiun Victoria,” kata TSSA dalam pernyataannya.

Dia meninggalkan seorang anak perempuan berusia 11 tahun dan seorang suami, yang terakhir kali melihat ketika Mujinga dibawa dengan ambulans.

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Kembali Muncul, Wuhan Rencanakan Pengujian Ulang untuk 11 Juta Penduduk

Dalam pernyataannya, TSSA menyatakan bahwa Mujinga sempat memohon agar tetap bekerja dari dalam ruangan dengan menggunakan alat pelindung usai insiden tersebut.

Namun, permintaan itu ditolak oleh pihak manajemen GTR, sehingga keduanya kembali bekerjadi luar tanpa memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Beberapa hari setelah itu, menurut TSSA, Mujinga memiliki masalah pernapasan yang membuatnya sempat menjalani operasi dan harus melakukan check up rutin ke rumah sakit.

Baca Juga: Anak Paus Ditemukan Tewas Terdampar di Pantai Banten, Dugaan Kuat Akibat Cuaca Buruk

TSSA menyebut pihak manajemen GTR sudah mengetahui kondisi Mujinga, bahkan setelah insiden itu. Namun, pihak GTR baru mengizinkan Mujinga berhenti bekerja setelah dokter menelponnya pasa 25 Maret.

Sekretaris Jenderal TSSA, Manuel Cortes mengkritik keras pihak perusahaan dan menuduh pihak GTR tidak menganggap serius insiden penyerangan terhadap Mujinga.

"Sebagai orang yang rentan dalam kategori 'berisiko' dan kondisinya diketahui oleh atasannya, ada pertanyaan soal mengapa GTR tidak memintanya berhenti sementara dari tugas garis depan sejak awal pandemi ini,” ujarnya.

Baca Juga: Warga di Bawah 45 Tahun Diminta Kembali Bekerja, LIPI: Rawan Tulari Lansia dan Mirip Seperti Italia

“Ada pertanyaan serius soal kematiannya, ini bukanlah hal yang tidak bisa dihindari," ucapnya.

Menanggapi hal itu, pihak GTR menyatakan sedang menyelidiki tuduhan itu secara serius.

"Keselamatan para pelanggan dan staf kami, merupakan pekerja penting, terus menjadi perhatian utama setiap saat dan kami mematuhi saran terbaru pemerintah," demikian pernyataan GTR.

Baca Juga: Kembaran Bumi Ditemukan 'Bertetangga' di Orbit yang Sama, Peneliti Jelaskan Fenomenanya

"Kami sangat hancur karena rekan kami yang berdedikasi tinggi, Belly, telah meninggal dunia,” tuturnya.

Sementara itu, TSSA meminta pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah tambahan untuk memberi kompensasi kepada pekerja garis depan dari industri kereta api atas pekerjaan mereka selama pandemi ini.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: CNN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x