China Soal Rusia Jalankan Operasi Khusus di Donbass, Meyakini Pintu Damai Belum Tertutup

- 24 Februari 2022, 15:26 WIB
China soal Rusia mulai menjalankan operasi khusus di wilayah Donbass, meyakini pintu damai belum tertutup.
China soal Rusia mulai menjalankan operasi khusus di wilayah Donbass, meyakini pintu damai belum tertutup. /Reuters/

PR DEPOK - Setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi khusus di wilayah Donbass, situasi di Ukraina meningkat dengan cepat, terutama beberapa ledakan dilaporkan terjadi di beberapa kota.

Atas keputusan Vladimir Putin soal operasi khusus itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan langkah Rusia adalah serangan sembrono terhadap Ukraina yang membahayakan nyawa warga sipil dalam jumlah besar.

Sedangkan China yang menjalin kerja sama dengan Vladimir Putin, rupanya ikut menanggapi lewat pernyataan Zhang Jun selaku duta besar China untuk PBB, meminta semua pihak yang terlibat dalam krisis Rusia-Ukraina untuk tetap menahan diri dan menghindari eskalasi situasi yang lebih jauh.

"China percaya bahwa pintu solusi damai untuk masalah Ukraina belum sepenuhnya tertutup dan tidak boleh ditutup. Saat ini, untuk menghindari konflik yang semakin intensif, China akan terus mempromosikan perdamaian dan pembicaraan dengan caranya sendiri," jelas Zhang Jun dalam pernyataan baru-baru ini, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Global Times.

Baca Juga: Apple TV+ Rilis Trailer Drama Korea Berjudul Pachinko yang Dibintangi Lee Min Ho

Terkait masalah Rusia-Ukraina, China menilai kedua negara itu memiliki sejarah yang kompleks, sehingga evolusi situasi sekarang adalah hasil dari efek gabungan dari berbagai faktor.

Sementara itu, analisis China menyoroti sanksi sepihak yang dijatuhkan AS untuk Rusia, yang membuat Vladimir Putin meluncurkan operasi khusus.

“Saya percaya operasi militer Rusia adalah reaksi Moskow terhadap tekanan negara-negara Barat yang menekan Rusia untuk waktu yang lama, menunjukkan bahwa Moskow tidak dapat mentolerir lagi,” jelas Yang Jin, seorang rekan peneliti di Institut Rusia, Eropa Timur, dan Studi Asia Tengah di bawah Akademi Ilmu Sosial China.

Baca Juga: Indra Kenz Resmi Ditetapkan sebagai Tersangka, Berikut Pasal-pasal yang Dikenakan oleh Pihak Kepolisian

Beberapa pengamat China lainnya, mengatakan AS terus melakukan penahanan intensif terhadap Rusia, yang akhirnya memaksa Rusia untuk berusaha mewujudkan tuntutan keamanan sendiri.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Global Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x