PR DEPOK - Kelompok Taliban turut buka suara mengenai konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, Jubir Kementerian Luar Negeri Taliban menyerukan Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan krisis 'sesuai dengan kebijakan luar negerinya yang netral'.
Taliban secara paksa merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus tahun lalu, mengakhiri 20 tahun pemerintahan yang terpilih secara demokratis dalam proses tersebut.
Tahun lalu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani yang didukung barat harus melarikan diri setelah mereka merebut kekuasaan, termasuk saat AS menyatakan menarik diri dari negara itu.
Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina Diklaim Jadi Momentum Negara Barat Usir Moskow dari SWIFT
Taliban, sejak mengambil alih kekuasaan Afghanistan telah melakukan sejumlah pembunuhan massal.
Setidaknya 100 mantan polisi dan petugas intelijen telah diculik atau dieksekusi mati sejak 15 Agustus, menurut Human Rights Watch.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Independent, sejak dibagikan secara online, pernyataan itu mendapat cemoohan dari pengguna media sosial.
"Ya. Ini adalah pernyataan dari Taliban tentang situasi di Ukraina," kata wartawan Richard Price.
Baca Juga: Alasan Joe Biden Tak Kirim Pasukan AS ke Ukraina untuk Hadapi Rusia