Industri Pariwisata Sebut Khawatir Penurunan Turis Rusia Akan Memukul Pemulihan Sektor di Asia Tenggara

- 4 Maret 2022, 13:57 WIB
ILUSTRASI - Menurut industri pariwisata, penurunan turis Rusia akibat konflik dengan Ukraina dikhawatirkan akan berdampak pada pemulihan sektor.
ILUSTRASI - Menurut industri pariwisata, penurunan turis Rusia akibat konflik dengan Ukraina dikhawatirkan akan berdampak pada pemulihan sektor. /Reuters/Guglielmo Mangiapane

PR DEPOK - Industri pariwisata Asia Tenggara akhir-akhir ini tengah khawatir karena invasi Rusia terhadap Ukraina dapat menggagalkan pemulihan ekonomi, khususnya yang bergantung kepada sektor pariwisata.

Menurut survei Panel Pakar Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), orang Rusia menjadi pengunjung terbesar dan paling boros dalam melakukan perjalanan wisata ke Asia Tenggara selama pandemi Covid-19.

Contoh besarnya yang diungkap oleh Otoritas Pariwisata Thailand, dari 278.000 total orang asing yang mengujungi pulau Phuket, Thailand.

Turis Rusia disebut menjadi penyumbang terbesar sekitar 51.000 pada bulan November-Februari.

Baca Juga: Link Live Streaming Burnley vs Chelsea di Liga Inggris Sabtu, 5 Maret 2022 Pukul 22.00 WIB

Selama pandemi kini posisi pelancong China terlah tergeser akibat ketatnya negara mereka dalam mengontrol perbatasan demi menekan startegi "Nol" Covid-19.

Memang selama Asia Tenggara melakukan pelonggaran pembatasan. Penerimaan pariwisata global pada tahun 2021 mencapai $1,9 triliun atau naik sebesar 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Gary Bowerman, seorang analis perjalanan yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan pengunjung Rusia telah menjadi pasar prioritas.

Baca Juga: Pemain Diklat Persib Bandung Ini Siap Kerja Keras dalam Menjalani TC Bersama Timnas U-16

Terutama untuk Thailand, Vietnam, dan Bali (Indonesia) sejak penurunan turis China. Dia menambahkan invasi Rusia-Ukraina dapat mempengaruhi turis Rusia untuk berpergian.

Karena nilai tukar Rubel yang rendah, dan banyak negara yang menutup layanan dengan bandara Moskow membuat mereka akan berfikir dua kali untuk melakukan perjalanan wisata.

"Jadi pasti perang akan mempengaruhi pembukaan kembali negara-negara itu," ujar Bowerman, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: PLTN Terbesar di Eropa Terbakar, Layanan Darurat Ukraina: Kebakaran Terjadi di Luar Pabrik

Bahkan di Bali, turis Rusia dengan cepat menyalip turis Australia sebagai sumber wisatawan terbesar mereka setelah Canberra melarang penduduknya berpergian ke luar negeri.

Sekitar 68.000 turis Rusia terbang ke pulau Bali dimulai dari tahun 2020, menurut data dari Statistik Indonesia. Pengeluaran dari turis Rusia untuk makanan, Akomodasi

Transportasi, dan wisata telah memberikan rangsangan ekonomi yang vital bagi pulau di Asia Tenggara.

Baca Juga: Ditembak saat Melarikan Diri dari Ukraina, Menteri India: Perang Buat Peluru Tak Pandang Bangsa!

Hal itu karena pariwisata telah menyumbang 60 persen dari produk domestik bruto sebelum pandemi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah