Laboratorium Wuhan Akui Simpan 3 Virus Corona Sejak 2004, Namun Jenisnya Berbeda dengan Covid-19

- 26 Mei 2020, 12:05 WIB
LABORATORIUM virologi Wuhan, Tiongkok.*
LABORATORIUM virologi Wuhan, Tiongkok.* /Sky News/

PIKIRAN RAKYAT - Institut Virologi Wuhan (WIV) mengaku menyimpan tiga jenis virus corona dari kelelawar. Namun, lembaga penelitian yang menjadi sorotan dunia itu bersikukuh tak satu pun dari virus itu yang telah menimbulkan pandemi virus corona.

Para ilmuwan berpikir bahwa COVID-19, yang pertama kali muncul di Wuhan dan telah membunuh sekira 347.000 orang di seluruh dunia itu berasal dari kelelawar dan bisa ditularkan ke manusia melalui mamalia lain.

Direktur WIV Wang Yanyi mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah Tiongkok CGTN bahwa klaim yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan yang lainnya bahwa virus itu bisa bocor dari lab itu adalah ‘rekayasa murni’.

Baca Juga: Iwan Fals Dikabarkan Akan Gelar Konser Rayakan HUT PKI Malam Ini, Simak Faktanya 

Dalam wawancaranya yang ditayangkan pada 13 Mei 2020, Wang Yanyi mengakui bahwa laboratorium yang dikelolanya telah memperoleh dan mengisolasi beberapa virus corona dari kelelawar sejak 2004.

“Sekarang kami memiliki tiga jenis virus hidup, tetapi yang memiliki kesamaan tertinggi dengan SARS-CoV-2 (virus corona baru penyebab COVID-19) hanya 78 persen. Itu perbedaan yang jelas,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Strait Times.

Anggapan umum menempatkan Wuhan sebagai sumber virus corona pemicu wabah pandemi saat ini. Di Wuhan ada pasar basah yang menyediakan berbagai binatang untuk dikonsomsi.

Namun, WIV-lah yang dianggap sebagai sumber penyebaran virus corona. Ada dugaan bahwa salah satu peneliti WIV yang terjangkiti SARS-CoV-2 bertemu dengan pacarnya di pasar basah.

Baca Juga: Perpanjangan PSBB Jadi Penentu, Anies Baswedan: DKI Jakarta Siap Jalani New Normal Bersama Covid-19 

Penelitian yang dipublikasikan jurnal kesehatan The Lancet menemukan 27 dari 41 kasus pertama COVID-19 memiliki riwayat kontak langsung dengan pasar bawah di Wuhan.

Namun, penelitian yang sama juga mendapati pasien pertama COVID-19 tidak punya riwayat dengan pasar tempat kuliner ekstrem itu.

Tudingan pun mengarah pada WIV. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan menteri luar negerinya, Mike Pompeo menyoroti kondisi keamanan dan keselamatan di WIV.

Pada 2018, pejabat Kedutaan Besar AS di Tiongkok yang baru saja mengunjungi WIV telah memperingatkan kemungkinan munculnya wabah mematikan.

Baca Juga: Warga Dituntut Mampu Beradaptasi karena Virus Corona Belum Berakhir dan Obatnya Belum Ditemukan 

Mereka mengkhawatirkan ilmuwan di WIV melakukan tindakan pencegahan terlalu minim dalam melakukan penelitian yang berisiko tentang virus corona dari kelelawar.

Meskipun para ahli biologi telah mengonfirmasi virus corona bukan buatan manusia, banyak kalangan tetap meyakini pandemi COVID-19 disebabkan kecelakaan di WIV yang menyebabkan virus terbawa keluar dari laboratorium.

Namun, tingkat kesamaan virus corona di WIV dengan SARS-CoV-2 hanya 79,8 persen.

Adapun jenis virus yang menjadi pandemi global saat ini memiliki tingkat kesaman 96,2 persen dengan SARS-CoV-2. Oleh karena itu, Tiongkok menepis anggapan yang menyebut WIV sebagai sumber pandemi COVID-19.

Baca Juga: Ratusan Warga AS Berlibur di Pantai Secara Berdesakan Saat Kematian Akibat Virus Corona Melonjak 

Menurut Yanyi dalam sebuah wawancara bahwa sebelum menerima sampel pada Desember lalu, WIV tak pernah menemukan, meneliti ataupun menyimpan SARS-CoV-2 sampai 30 Desember 2019, setelah COVID-19 menyebar di Wuhan.

“Faktanya sebagaimana orang lain, kami bahkan tidak tahu virus itu ada,” tuturnya. “Bagaimana bisa bocor dari laboratorium kami ketika kami tak pernah memilikinya?,” ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x