Buktinya adalah sudah dua kali diplomat Rusia dan Ukraina bertemu selama perang berlangsung. Keduanya tidak menampakan hasil positif dan perang terus berlangsung di Kiev.
Erdogan menyatakan bahwa saat ini semua pihak harus mengutamakan aspek kemanusiaan sebelum membuka pertemuan damai.
Baca Juga: Konflik Meluas, Ukraina dan Rusia Bersiap Hadapi Pengadilan Dunia Atas Klaim Genosida
"Erdogan menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah mendesak untuk mencapai gencatan senjata, membuka koridor kemanusiaan dan menandatangani perjanjian damai," kata kantor kepresidenan Turki.
Turki sendiri memiliki hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, meskipun Ankara sering tidak sepakat dengan Moskow.
Sebagai anggota NATO, Turki sering berselisih tentang keamanan internasional dengan Kremlin, contohnya konflik Suriah dan kasus pencaplokan Krimea oleh Rusia.***