Hampir Dinyatakan Bebas oleh UNICEF, Kongo Kembali Dihantui Wabah Ebola Jenis Baru

- 2 Juni 2020, 15:06 WIB
PENANGANAN wabah virus ebola di Kongo.*
PENANGANAN wabah virus ebola di Kongo.* /NY Post/

PR DEPOK – Wabah virus Ebola kembali terjadi di lokasi awal penyebaran virus tersebut beberapa tahun lalu yakni di Republik Demokratik Kongo di wilayah Afrika Tengah.

WHO melaporkan bahwa Kongo baru saja mengumumkan adanya wabah yang disebabkan oleh ebola jenis baru. 5 orang yang tinggal di Kota Mbandaka dilaporkan meninggal dunia.

Pemerintah Kongo sementara ini belum bisa memetakan dengan jelas tentang kemunculan ebola jenis baru yang kini merebak di wilayahnya.

Baca Juga: Usai Donald Trump Bersumpah Bawa Pasukan Militer, Aksi Protes Demonstran Semakin Memanas di LA 

Pemerintah Kongo mengaku terkejut karena wabah ini mendadak berkembang sementara Kongo tengah menerapkan lockdown yang memungkinkan pergerakan masyarakat sangat dibatasi.

Tahun 2019 lalu, ebola juga sempat mewabah di Kongo. Saat itu kasus pertama ebola terdeteksi di Kota Mangima, bagian timur Kongo.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Times, Kementerian Kesehatan Kongo mengatakan awalnya wabah ebola jenis baru telah menewaskan 4 orang warganya dan ditemukan 2 orang lainnya yang sudah terbukti terinfeksi oleh virus yang sama.

Tak lama pada Senin 1 Juni 2020, jumlah kematian bertambah menjadi 5 orang akibat wabah ebola jenis baru.

Baca Juga: Niat Dukung Protes Kematian George Flyod dengan Hitamkan Wajah, Influencer Ini Malah Dihujat 

Padahal kurang dari 2 bulan yang lalu, UNICEF berencana untuk mendeklarasikan bahwa Kongo telah terbebas dari wabah ebola yang telah merebak selama 2 tahun terakhir. Ebola telah menewaskan sekitar 2.275 orang di Kongo.

Namun kini kasus penularan wabah ebola kembali ditemukan, membuat rencana deklarasi UNICEF terpaksa gagal untuk sementara.

Sekarang bukan hanya menghadapai pandemi virus corona, masyarakat Kongo juga harus berjuang melawan wabah ebola jenis baru serta penyakit campak yang masih terus menggerogoti negara yang sebelumnya bernama Zaire itu.

Sementara untuk pemetaan kasus virus corona, Pemerintah Kongo melaporkan episentrum sekaligus menjadi wilayah dengan tingkat kasus yang terus meningkat yakni Kota Kinshasa.

Baca Juga: Tirukan Adegan Pembunuhan George Floyd, 3 Orang Diamankan Polisi dengan Dugaan Kejahatan Rasial 

Kinshasa mencatat sebanyak 3.049 kasus termasuk 71 di antaranya meninggal dunia.

Sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona, Kongo menerapkan lockdown dan sejumlah pemabatasan kegiatan untuk bidang tertentu.

Direktur WHO untuk Afrika Matshidiso Rebecca Moeti mengatakan pihaknya telah bekerja sama dan menyusun strategi bersama Kementerian Kesehatan Kongo untuk segera menghentikan wabah ebola jenis baru.

Sementara itu ebola pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1976. Penyebaran ebola kala itu melalui kontak dengan orang yang sakit serta melalui hewan yang menjadi carrier.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: NY Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x