Jatuhkan Sanksi untuk 'Mematikan', AS hingga Uni Eropa Ingin Hapus Rusia dari Perdagangan Dunia

- 12 Maret 2022, 10:00 WIB
AS hingga Uni Eropa sengaja jatuhkan sanksi untuk mematikan Rusia.
AS hingga Uni Eropa sengaja jatuhkan sanksi untuk mematikan Rusia. /Pikiran-rakyat/@yusuf Wijanarko/

PR DEPOK -  Langkah-langkah dan serangkaian sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan negara G7 lainnya, ternyata memiliki suatu tujuan untuk mematikan Rusia.

Sebagai informasi, negara G7 berisikan AS, Britania Raya, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Prancis, dan Uni Eropa.

Semua negara anggota G7 tersebut dilaporkan telah meningkatkan tekanan ekonomi mereka pada Rusia dan bergerak untuk menghapus Moskow dari perdagangan dunia.

Baca Juga: Dapat Banyak Pahala, Baca Doa Ini sebelum Berganti Posisi setelah Duduk Tahiyat Akhir

Penghapusan Rusia dari perdagangan dunia tersebut merupakan langkah-langkah lain dari serangkaian sanksi dunia, karena melakukan invasi ke Ukraina.

Selain itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah mengatakan bahwa mereka akan semakin melumpuhkan ekonomi Rusia, yang sebelumnya yang telah merusak mata uang mereka (rubel), serta memaksa pasar saham ditutup untuk Moskow.

"Melakukannya bersama dengan negara-negara lain yang merupakan setengah dari ekonomi global, akan menjadi pukulan telak bagi ekonomi Rusia yang sudah sangat menderita akibat sanksi kami," kata Joe Biden, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Pasukan Rusia Berkumpul Dekat Kyiv, Volodymyr Zelensky Akui Ukraina Capai 'Titik Balik' dan Siap Menang

Sanksi yang telah diumumkan negara-negara anggota G7 tersebut merupakan hukuman keempat terhadap Rusia, atas invasinya yang dimulai pada 24 Februari.

Negara-negara anggota G7 itu berusaha untuk mengakhiri status perdagangan mereka dengan Vladimir Putin, dan mengenakan tarif lebih pada barang-barang Rusia, serta diyakini akan membuat Rusia setara dengan Korea Utara atau Iran.

Sementara itu, sejumlah negara lainnya juga memberikan sanksi kepada miliarder asal Rusia, dengan melarang barang-barang mewah diekspor dari negara mereka ke Moskow.

Baca Juga: Susul Suzy dan Son Ye Jin, Kim Tae Ri Kini Dijuluki 'Nation First Love' Berkat Pesona Na Hee Do

Untuk diketahui, Uni Eropa akan melarang impor barang sektor besi dan baja dari Rusia, Presiden Komisi Eropa yakni Ursula von der Leyen, mengatakan pihaknya akan menangguhkan hak keanggotaan Rusia dari lembaga multilateral terkemuka, termasuk Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, dan menindak penggunaan aset kripto.

Sedangkan Amerika Serikat akan melarang ekspor barang mewah ke Rusia dan sekutunya Belarusia, dengan barang mewah seperti jam tangan, kendaraan, pakaian, alkohol, dan perhiasan kelas atas.

Departemen Perdagangan AS juga bergerak untuk menutup dana pembangunan, sambil mengumumkan larangan impor makanan laut Rusia, vodka, berlian, dan sektor energi seperti minyak dan gas.

Tetapi, impor utama AS dari Rusia adalah bahan bakar mineral, logam dan batu mulia, besi dan baja, pupuk dan bahan kimia anorganik, namun sejumlah pejabat Amerika Serikat menginginkan untuk segera mencabut larangan impor tersebut.

Baca Juga: Sudah Coba Santiago Bernabeu, Kylian Mbappe akan Buka Pembicaraan Kontrak dengan Real Madrid

"Rusia tidak dapat terlalu melanggar hukum internasional dan berharap mendapat manfaat dari menjadi bagian dari tatanan ekonomi internasional," kata Amerika Serikat, yang ingin menyudahi invasi tersebut.

Di sisi lain, Amerika Serikat juga memberlakukan sanksi baru kepada Korea Utara, setelah Pyongyang meluncurkan sistem rudal balistik antarbenua terbesarnya, sebanyak dua kali baru-baru ini.

Sementara itu, Inggris dilaporkan akan memberlakukan sanksi terhadap 386 anggota Duma dan juga mengatakan akan berusaha untuk melarang ekspor barang-barang mewah ke Rusia.

Pengumuman tersebut bertujuan untuk menargetkan mereka yang telah memilih mengakui kemerdekaan wilayah Luhansk dan Donetsk yang sebagian besar berbahasa Rusia, di Ukraina.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah