Studi Klinis Hydroxychloroquine Dilanjutkan, Jurnal Kesehatan Terkemuka Minta Maaf

- 6 Juni 2020, 13:00 WIB
Hydroxychloroquine.*
Hydroxychloroquine.* /REUTERS/

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memutuskan untuk melanjutkan kembali uji klinis hydroxychloroquine terhadap pasien Virus Corona Rabu, 3 Juni 2020.

Menyusul keputusan itu, ada pencabutan rilis sebuah makalah ilmiah dari jurnal medis The Lancet.

Makalah itu berjudul "Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis".

Baca Juga: Remehkan Obat Tradisional Tiongkok Bisa Terancam Hukuman

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Vox Sabtu, 6 Juni 2020 makalah itu berasal dari sebuah studi yang menemukan penggunaan hydroxychloroquine malah meningkatkan risiko kematian pasien Virus Corona lewat efek samping ritme jantung yang terganggu.

Studi atas 100 ribu pasien ini yang memaksa WHO menghentikan uji klinis chloroquine per 25 Mei 2020.

Sejumlah studi observasi lain sebetulnya juga tidak menemukan manfaat dari penggunaan obat malaria, radang sendi, dan lupus itu untuk pengobatan pasien penyakit Virus Corona.

Baca Juga: Indonesia Tempati Urutan ke 34 Dunia Sebaran Kasus Virus Corona

Tapi hanya yang dimuat di The Lancet yang menyebut adanya tingkat kematian yang meninggi pada pasien Virus Corona atau COVID-19 penerima hydroxychloroquine.

Sejumlah ilmuwan di luar kelompok studi itu sempat mempertanyakan sumber dan analisis data pasien yang digunakan hingga didapat kesimpulan itu.

Data diketahui disediakan sebuah perusahaan yang tak banyak dikenal, Surgisphere Corporation berbasis di Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga: PSBB Bodebek Diperpanjang Sampai 2 Juli, Terapkan Sistem Proporsional

Para ilmuwan dari luar itu menunjuk adanya inkonsistensi data yang sebagian langsung dikoreksi, selain ketiadaan transparansi tentang negara dan rumah sakit asal data.

Dalam pernyataannya kepada pers, 3 Juni lalu, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kalau badan dunia itu telah selesai meninjau data tingkat kematian yang dimaksud studi itu dan mendapati, “tidak ada alasan untuk memodifikasi uji yang telah berjalan.”

Tedros lalu menginstruksikan para peneliti yang bekerja dalam uji klinis skala besar di bawah naungan WHO, Solidarity Trial, untuk kembali menguji hydroxychloroquine bersama sejumlah kandidat obat COVID-19 yang telah ditetapkan sebelumnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Satu Kelurahan di Depok Berhasil Catatkan Nol Kasus Virus Corona

Sebanyak lebih dari 4000 rumah sakit di 35 negara berpartisipasi dalam Solidarity Trial, yang melibatkan ribuan pasien.

The Lancet, dalam pernyataannya pada Kamis 4 Juni 2020, mengungkapkan kalau makalah "Hydroxychloroquine or chloroquine with or without a macrolide for treatment of COVID-19: a multinational registry analysis" akhirnya telah ditarik tiga penelitinya.

Alasannya menurut The Lancet, ketiganya tidak mampu menyelesaikan audit oleh tim independen atas data yang membuat analisis mereka diragukan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dikabarkan Kenakan Sepatu Saat di Dalam Masjid, Simak Faktanya

“Mereka tidak lagi bisa mengkonfirmasi fakta dari sumber data primer yang digunakan,” kata The Lancet sambil menambahkan bahwa masalah integritas ilmiah amat sangat serius.

Mengatakan kalau kolaborasi untuk setiap publikasi ilmiah murni dilandasi niat baik dan kebutuhan mendesak di kala pandemi Virus Corona.

“Kami memohon maaf kepada Anda, para editor dan pembaca jurnal ini atas hal memalukan dan ketidaknyamanan atas apa yang telah kami sebabkan,” kata The Lancet.

Baca Juga: Kawasan GBK Kembali Dibuka untuk Olahraga, Catat Jam Operasional dan Aturan yang Harus Dipatuhi

Surgisphere juga menyediakan data untuk studi yang lain yang meneliti tekanan darah pada kasus virus corona.

Hasil studi yang satu ini dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine pada bulan lalu.

Hasil studi ini pun ikut dipertanyakan terkait basis data yang digunakan hingga pada Selasa lalu, bersama editor di The Lancet, New England Journal pun mengungkap keprihatinannya atas studi yang sudah mereka muat.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Vox


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x