“Ini menjadi perhatian kita. Dan kami telah berkomunikasi dengan Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri dan mengizinkan negara manapun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya akibat sanksi ekonomi,” kata Sullivan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian
Sullivan mengatakan AS telah menjelaskan kepada China bahwa benar-benar akan ada konsekuensi jika membantu Rusia menghindari sanksi.
Sementara itu, Juru bicara Kedutaan Besar AS di Washington, Liu Pengyu, mengatakan dia tidak pernah mendengar permintaan senjata Rusia kepada China.
"Situasi saat ini di Ukraina memang membingungkan. Prioritas tinggi sekarang adalah mencegah situasi tegang meningkat atau bahkan lepas kendali,” tuturnya.
Sementara itu, Ryan Hass, mantan direktur China di Dewan Keamanan Nasional AS menyebutkan bahwa hubungan AS dan China mulai goyah.
Baca Juga: Cara Daftar Bansos Online 2022 Lewat HP Pakai KTP dan KK untuk Dapatkan Bantuan PKH hingga Rp3 Juta
“Rasanya seperti hubungan AS-China bergerak menuju percabangan yang cukup signifikan. Jika China secara material berkontribusi pada mesin perang Rusia di Ukraina melalui penyediaan material atau penimbunan yang signifikan, maka tindakan China akan mempercepat pembelahan dunia ke arah blok musuh,” katanya.
Dengan begitu, AS dan China harus berbicara terkait invasi Rusia ke Ukraina.
“Adalah bijaksana bagi AS untuk berbicara secara langsung dan pribadi dengan China pada tingkat yang berwenang sekarang untuk mengklarifikasi konsekuensi strategis yang langgeng dari keputusan China saat ini,” katanya.