Rusia Ubah Taktik Perang di Ukraina, Intelijen Inggris Beri Peringatan

- 19 Maret 2022, 11:35 WIB
Pasukan pemberontak yang didukung Rusia berada di wilayah timur Ukraina Luhansk pada 2 November 2019.
Pasukan pemberontak yang didukung Rusia berada di wilayah timur Ukraina Luhansk pada 2 November 2019. /Gleb Garanich/Reuters

PR DEPOK – Dalam invasi ke Ukraina, intelijen Inggris turut memantau pergerakan pasukan Rusia.

Kepala intelijen pertahanan Inggris mengatakan mengatakan bahwa Rusia telah mengubah taktik perangnya di Ukraina.

Menurutnya, Rusia beralih ke strategi pengurangan pasukan setelah gagal mencapai tujuannya dalam invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Kemal Palevi ke Megawati: Mending Rebutan Minyak Goreng Bu daripada Rebutan Jatah Menteri

Kepala Intelijen Pertahanan Letnan Jenderal Jim Hockenhull mengatakan pasukan Rusia telah mengubah pendekatan mereka setelah gagal merebut kota-kota besar Ukraina selama invasi yang sudah berjalan tiga minggu lebih.

“Akan melibatkan penggunaan senjata yang sembrono dan tidak pandang bulu. Ini akan mengakibatkan peningkatan korban sipil, penghancuran infrastruktur Ukraina dan mengintensifkan krisis kemanusiaan,” katanya seperi dikuip Pikiranrakyat-Depok.com dari Times of Israel.

Terkait perubahan taktik perang tersebut, para pejabat negara Barat mengatakan pasukan Rusia memiliki amunisi artileri yang cukup untuk menahan pengeboman selama berminggu-minggu atau bahkan lebih lama.

Baca Juga: Doni Salmanan Masih Panen Dukungan Meski Lakukan Penipuan Investasi, Denny Darko: Dia Termasuk Psikopat!

Terlepas dari kenyataan bahwa ada ribuan korban sipil Ukraina, Rusia membantah menargetkan warga sipil selama operasi militer khusus di Ukraina.

Menurut data badan migrasi PBB, diperkirakan hampir 6,5 juta orang kini telah mengungsi di dalam Ukraina, di atas 3,2 juta pengungsi yang telah meninggalkan negara itu.

Sementara itu, dalam upaya damai, delegasi Rusia dalam pembicaraan dengan pejabat Ukraina mengatakan para pihak telah mendekati kesepakatan tentang status netral untuk Ukraina.

Baca Juga: Daftar Nama Penerima Bansos PKH 2022 Dapat Dicek Pakai KTP Lewat Link cekbansos.kemensos.go.id

Vladimir Medinsky yang memimpin negosiator Rusia dalam beberapa putaran pembicaraan dengan Ukraina, menyebutkan bahwa kedua pihak telah mempersempit perbedaan mereka mengenai masalah Ukraina yang membatalkan tawarannya untuk bergabung dengan NATO dan mengadopsi status netral.

“Masalah status netral dan tidak ada keanggotaan NATO untuk Ukraina adalah salah satu masalah utama dalam pembicaraan, dan itu adalah masalah di mana para pihak telah membuat posisi mereka sangat dekat,” kata Medinsky.

Menurutnya, kini kedua pihak sudah mencapai setengah jalan dalam mendiskusikan masalah demiliterisasi Ukraina.

Baca Juga: Perang Hari ke-24: Ukraina Krisis Pangan, Presiden Vladimir Putin Puji Persatuan Rusia

Medinsky mencatat bahwa sementara Kyiv bersikeras bahwa wilayah separatis yang didukung Rusia di timur Ukraina harus dibawa kembali, Rusia percaya bahwa orang-orang di wilayah tersebut harus diizinkan untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kemungkinan bertemu setelah negosiator menyelesaikan rancangan perjanjian untuk mengakhiri permusuhan dan menerima persetujuan awal oleh pemerintah negara.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah